Mohon tunggu...
Wasiat Kumbakarna
Wasiat Kumbakarna Mohon Tunggu... karyawan swasta -

melihat sesuatu dengan lebih cerdas dan tenang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gunung Padang, Indonesia Kuno yang Mencengangkan Dunia

2 September 2014   16:56 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:50 1234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14096265391215595923

[caption id="attachment_321950" align="aligncenter" width="550" caption="Batu gamelan, Gunung Padang, Cianjur (koleksi foto pribadi)"][/caption]

Indonesia adalah negeri yang sangat istimewa. Pernyataan itu bukan isapan jempol belaka, banyak buktinya. Keragaman suku dan budaya, kekayaan alam (laut dan darat) serta keragaman hewani dan hayati adalah diantara bukti-buktinya. Keyakinan itu semakin bertambah dengan mulai terkuaknya sejarah di balik Situs Megalitikum Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat.

Sejak dimulainya penelitian terpadu di awal 2011, Gunung Padang telah membuat tercengang tak hanya bangsa Indonesia tetapi juga penduduk dunia. Teranyar, terungkap bukti-bukti yang menguatkan kesimpulan di awal penelitian oleh Tim Katastrofi Purba dan Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM), bahwa Gunung Padang merupakan monumen kuno yang usianya lebih tua dari situs Machu Picchu di Peru. Luar biasa!

Penelitian Gunung Padang dilakukan gabungan ahli di antaranya DR. Ali Akbar, DR. Andang Bachtiar, Andri S. Ph.d, Danny Hilman Natawidjaja, Ph.d dan Prof. (emeritus) Noerhadi M. Disimpulkan bahwa Gunung Padang pertama kali diidentifikasi oleh NJ Krom (seorang Belanda) pada tahun 1914 dan dilaporkan penduduk pada tahun 1979.

Luas situs Gunung Padang 25 Ha dengan tinggi 110 m. Jauh lebih besar dan megah dibandingkan Candi Borobudur (1,5 Ha/35 m). Bahkan disebutkan bahwa Gunung Padang adalah peninggalan pra sejarah terbesar di dunia.

Soal umur, menurut penelitian geolog/geo-listrik dan pengeboran sementara, usia Gunung Padang mencapai 10.000 SM. Bayangkan saja, waktu itu manusia purba di Eropa masih hidup di gua-gua. Kebudayaan Mesir (Piramida Giza) saja hanya berusia 3500 tahun SM. Kebudayaan Cina dan Yunani berkisar di 2000-3000 SM.

Kesimpulan itu sudah melalui analisis citra satelit dari udara, geo-listrik, dan geo-radar. Bahkan, beta analisis yang dilakukan di Boston, Amerika Serikat menengarai usia Gunung Padang bisa mencapai 20.000 SM. Dan silakan tahan nafas Anda, situs serupa dan bisa jadi seusia ditengarai juga ada di Gunung Sadahurip di Garut, Jawa Barat dan Bukit Dago Pakar, Bandung, Jawa Barat.

Indonesia adalah Atlantis?

Tengara bahwa peradaban di bumi Nusantara sangat tua sebelumnya sudah mencuat sejak pertengahan 1990an. Salah satu peneliti yang mengungkapkan hal itu adalah Stephen Oppenheimer, seorang ahli genetika dan struktur DNA manusia dari Oxford University, Inggris. Dalam bukunya berjudul Eden of the East: The Drowned Continent of Southeast Asia, Oppenheimer menyatakan bahwa peradaban Indonesia 10.000 SM sudah sangat maju. Masih menurut Oppenheimer, peradaban dunia berasal dari Indonesia!

Nenek moyang dari induk peradaban manusia modern berasal dari tanah Melayu yang sering disebut dengan Sundaland atau Indonesia. Apa buktinya? "Peradaban agrikultur Indonesia lebih dulu ada dari peradaban agrikultur lain di dunia," kata Oppenheimer. Masih banyak lagi bukti-bukti lain yang diungkapkan Oppenheimer. Silakan Anda cari tahu melalui internet untuk lengkapnya.

Namun demikian, Oppenheimer tak berani mengklaim Indonesia kuno sebagai Atlantis, negeri super maju yang dikabarkan filsuf Yunani Plato pada 360 SM. Berbeda dengan Profesor Arysio Santos, seorang fisikawan nuklir dan ahli geologi asal Brasil dan arkeolog Indonesia Danny Hilman Natawidjaja, Ph.d. Keduanya meyakini Indonesia kuno adalah Atlantis yang dimaksud Plato!

Atlantis Mirip dengan Indonesia

Selama ini, Atlantis lebih dikenal sebagai misteri yang menggoda para ilmuwan dan kaum spritualis untuk menelisik kembali peradaban maju manusia yang, konon, hilang ditelan bumi. Plato mencatat cerita soal benua hilang itu dalam dua karyanya, Timaeus dan Critias. Keduanya adalah karya terakhir Plato, yang ditulis pada 347 SM.

Berdasarkan dua karya Plato itu, DR Danny Hilman Natawidjaja, menelurkan sebuah buku yang berjudul Plato Tidak Bohong, Atlantis Pernah Ada di Indonesia. "Konsep utama unsur pembentukan alam terdiri dari air, api, tanah, dan udara. Semua itu tertuang dalam dua karya Plato Timaeus dan Critias, jadi tidak mungkin Plato berbohong dan berkhayal," kata Danny Hilman.

Apapun itu, yang pasti ada kesamaan Atlantis dan Indonesia kuno. Itu terlihat dari manuskrip kuno yang digunakan Plato untuk menjelaskan Atlantis. Semisal, adanya sungai, gunung berapi, masyarakatnya bisa membangun candi, habitat padat, masyarakat yang taat agama, patuh hukum dan tidak mementingkan harta. "Dari sisi demografi, Atlantis sangat mirip dengan Indonesia," kata Danny.

Danny juga menyampaikan, Atlantis hilang karena curah hujan yang sangat besar pada saat itu, sehingga menyebabkan banjir besar dan kemudian menenggelamkan Atlantis. Sementara di karya Timiaeus, Plato menjelaskan, bukan hanya banjir yang menyebabkan hilangnya Atlantis. Tapi, masih banyak bencana lain yang menyebabkan musnahnya Atlantis dan peradabannya. Sekedar mengingatkan, Indonesia adalah tempat dengan potensi bencana terbesar di dunia, terutama gunung meletus dan gempa.

Sampai titik ini, jika kita bangsa Indonesia masih saja merasa rendah diri, maka kita memang sedang menderita penyakit yang sangat akut!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun