Mohon tunggu...
Venansyus Waruwu
Venansyus Waruwu Mohon Tunggu... Guru - hidup bahagia adalah ungkapan kasih

Twitter@vensywar, Ig venansyus Waruwu, FB: vensy Waruwu, WA:Long life Education. Menulis adalah sarana kehidupan dalam dunia pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Beauty

Pengalaman Pertama Mengutip Sampah

25 Januari 2021   23:41 Diperbarui: 25 Januari 2021   23:43 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pantaskah seorang anak gadis mengutip sampah? Tentu pertanyaan yang sekilas itu teringat saya pengalaman di Pemantangsiantar, di mana saat itu saya bersama kawan-kawan mencari botol Aqua. Namun muncul lagi pertanyaan yang bergurau pantaskah seorang pemimpin mengutip sampah? Tentu, sekilas pengalaman melihat sosok pemimpin yang baru di pilih oleh presiden Jokowi yakni ibu Risma sebagai menteri sosial.  Saya melihat aksi Ibu Risma di DKI Jakarta, sebagai menteri sosial berani berkelana di pemukiman warga DKI yang selama ini tidak di sentuh oleh pemerintah. 

Di berbagai pertemuan besar maupun kecil jika diperhatikan bahwa "sesudah makan, langsung pulang"; seolah-olah yang selalu dinantikan itu hanya makanan saja. Pada hal yang paling penting adalah acara yang sedang berlangsung. Pada akhirnya sulit untuk melihat peristiwa penting yang sedang terjadi pada acara itu. 

Pada pesta besar maupun kecil, apabila diperhatikan sesudah acara pasti kantong plastik kecil, botol Aqua sudah berserakan di mana saja. Seolah-seolah bahwa acara itu terkesan hanya mengotori tempat keramaian. 

Entah bagaimana pun jika dibandingkan negara Indonesia dengan negara tetangga (Singapure), pasti memiliki perbedaan yang mencolok terutama soal kebersihan. Kebersihan di negara Indonesia jauh ketinggalan di bandingkan negara lain. 

dokpri
dokpri
Saya melihat aksi seorang anak gadis ini untuk mengutip sampah sangat luar biasa. Mereka membuang sampah itu pada tempatnya agar tempat itu kembali bersih seperti semula. Sebuah keyakinan yang telah melekat pada diri seseorang dapat membawa pembaharuan bagi orang banyak, karena itu bukan sebuah pencitraan. Melainkan hal tersebut telah terbentuk melalui karakteristik pribadi. Hal tersebut dapat terbentuk melalui pendidikan di sekolah, dan pendidikan dari orang tua. 

Oleh karena itu, seorang pemimpin dapat menjadi panutan dalam berbagai hal apa bila pemimpin itu memberi contoh di tengah masyarakat. Ibu Risma berkelana di lorong-lorong pemukiman warga DKI yang penuh sampah untuk memberikan perhatian khusus. Dan pada akhirnya warga tersebut keluar dari kemelaratan dan menjadi manusia baru. 

Begitu juga aksi anak gadis manis ini memberikan aksi nyata untuk mengutip sampah pada tempatnya. Walaupun pekerjaan tersebut sangat menjijikkan bagi sebagian orang, namun perasaan itu segera di lawan. Menjijikkan yang dimaksud adalah tangan kotor, malu, dan lain sebagainya. 

Apabila di telaah fungsi sampah sebenarnya "ada", sampah itu diolah menjadi pupuk organik. Dengan demikian ada fungsi untuk sebagian orang yang memerlukannya. 

Hal tersebut di haruskan bagi keluarga agar budaya kebersihan yang di utamakan dan dibina. Karena rumah kita masing-masing tempat untuk bertamasya bagi para sahabat, kerabat, saudara, dan teman. Dengan demikian mari kita jadikan rumah itu sebagai tempat yang asri. 

Keberanian mengutip sampah salah satu bentuk dedikasi serta sikap kepedulian bagi orang banyak. Sampah itu tidak begitu penting, akan tetapi dapat membawa penyakit. Hal tersebut dapat di atasi melalui aksi nyata setiap hari. 

Membersihkan diri dari ketidak nyamanan, adalah salah satu sikap yang hendak dicapai. Eh, nyatanya masih ada sikap yang tidak peduli terhadap situasi yang di alami. Mungkin, hal tersebut bisa terjadi karena kurang pendidikan penanaman nilai di sekolah maupun dari orang tua. Pada akhirnya kelakuan seseorang itu dapat di pandang sebagai sebuah kelakuan yang manusiawi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun