Menjelang pelaksanaan qurban tahun lalu, sebuah SMS masuk ke HP yang menginformasikan ada seseorang yang ingin berqurban 2 ekor kambing melalui lembaga kami.
"Ini pasti orang kaya." gumam saya dalam hati setelah membaca alamat lengkapnya. Saya menganalisa seperti itu karena biasanya orang yang tinggal di jalan strategis termasuk golongan menengah ke atas.
Segera saya mencari alamatnya, tidak terlalu sulit karena saya sering melewati jalan tersebut. Setelah ketemu, saya segera memencet bel yang tertempel di pagar rumah berlantai dua dengan halaman terbilang luas tersebut.
"Ini benar rumah Bp. M?" tanya saya ketika seseorang membukakan pagar.
"Bukan, ini rumah Bp. A" jawabnya
Saya kemudian melihat SMS yang berisi alamat tadi untuk memastikan.
"Tapi alamat yang diberikan disini itu pak?" saya mencoba meyakinkan
"Rumah ini bukan milik Bp. M, disini juga ada nama itu, tapi pembantu."
"Oh iya coba pak, saya pengen ketemu beliay." jawab saya.
Tak lama, keluar seorang lelaki berumur 50-an tahun dengan memakai celana pendek, kemudian saya memastikan apakah betul beliau menghubungi lembaga kami. "Iya mas, saya ingin ikut qurban 2 ekor kambing, atasnama oranglain." Ujar beliau.
Ternyata beliau sudah rutin berqurban melalui lembaga kami, waktu itu beliau menyampaikan sudah ketiga kalinya. Tahun inipun beliau juga sudah menyiapkan qurbannya jauh jauh hari sebelumnya melalui program angsuran qurban di lembaga kami.
Semoga Allah memberi kemampuan pada kita untuk berqurban. Seorang pembantu pun ternyata mampu untuk berqurban, tidak hanya 1 ekor kambing, bahkan 2 ekor kambing. Bukankah beliau seorang yang "kaya"? Apalagi majikannya, tentu lebih kaya