Namun, Ia tidak mampu mengendalikan gejolak kesedihan, yang menyesakkan dadanya. Ia tidak mampu membendung tetesan air matanya yang semakin menganak sungai.
"Apakah aku bukan ibu yang baik, atau kah aku bukan istri yang baik?" hela Ratih
Ratih sadar akan segala kekurangan dirinya, ia juga manusia yang tidak sempurna, ia hanya berusaha melakukan yang terbaik untuk diri dan keluarganya.
"Mungkin pengetahuanku yang masih kurang dan terbatas dalam hal kehidupan rumah tangga dan pengetahuan mendidik anak-anak ku, sehingga aku masih belum mampu melalui setiap permasalahan dengan baik."Gumam Ratih.
Ratih melangkahkan kakinya mengambil air wudhu, untuk menghadap Sang pemberi hidup, mengadukan gundah dan gelisah hatinya.
Ratih sadar Ia telah di titipi masalah oleh yang Maha Kuasa, Allah telah memilih dirinya, menjalani kehidupan yang diwarnai sedikit masalah, untuk membuatnya semakin dewasa.
Tidak ada yang diinginkan Ratih kecuali, kedamaian, kebahagian rumah tangganya dan anak-anak yang sholeh/sholeha.
Doalah yang menjadi kekuatannya untuk keluar dari kemelut hatinya.
Hanya Ia yang mampu yang menyelesaikan, persoalan hidupnya, walaupun sakit, namum ia kuat menjalaninya.
Kehidupan rumah tangganya selalu saja diuji, dengan berbagai persoalan, manpukah ia bertahan, atau ia menyerah ditengah jalan?
Hanya Allah yang maha tau perjalan hidup hambahnya. Kita tidak perna bisa menerkah apa dan bagaimana kehidupan esok hari, kita hanya mampu bertawakkal dalam menjalani hidup.