Sepuluh tahun sudah berlalu, semenjak Nurdin, lelaki yang menjadi tulang punggung keluarga kecil ini meninggal dunia akibat kecelakaan di jalan raya. Saat ini, Boy, anak lelaki yang terlahir dari dalam rahim Aisyah telah tumbuh dewasa. Boy telah berumah tangga dan memilik dua orang anak dari hasil pernikahannya dengan wanita berkulit hitam manis asal Sumatera Barat. Dan Delapan tahun setelah ayahnya meninggal dunia, Boy memutuskan untuk pindah keluar kota agar bisa lebih dekat ke tempatnya bekerja.
Setelah kepergian Boy dan anak istrinya, otomatis Aisyah hanya tinggal berdua dengan Ilham di dalam bangunan rumah semi permanen yang di bangun oleh mendiang suaminya di atas lahan milik Martalena, Bidan Puskesmas yang saat itu merasa kasihan melihat kehidupan mereka, hingga Martalena dan suaminya, dengan di bantu oleh beberapa orang tetangganya, saat itu bergotong royong, untuk membuatkan rumah semi permanen bagi Nurdin dan keluarga kecilnya itu di atas lahan miliknya.
Sebelum aturan pelaksanaan PSBB yang diatur melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar itu di terapkan, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari bersama Ilham, Aisyah biasanya mengambil upah mengupas bawang merah di salah satu usaha milik tetanggannya. Tetangga Aisyah itu adalah pengusaha yang menjual bumbu-bumbu dapur olahan di pasar yang terletak sekitar 30 km dari tempat kediaman mereka.
Selain bekerja menjadi pengupas bawang merah, untuk mencukupi kebutuhan makan dan minumnya bersama Ilham, terkadang Aisyah dan Ilham mendapatkan bantuan dari para tetangganya yang merasa kasihan melihat kehidupan mereka berdua.
Tapi semenjak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di terapkan, untuk mencegah penyebaran Pandemi Covid-19 ini usaha keluarga milik tetangga Aisyah itu sudah tidak beroperasi, selain karena memang saat ini situasi ekonomi yang sedang lesu, aturan agar tidak berkumpul juga menjadi salah satu alasan pemilik usaha bumbu dapur ini untuk menutup usahanya untuk sementara ini. Dan para tetangganya yang dulu suka memberikan bantuan bahan makanan kepada Aisyah dan Ilham saat ini sudah jarang memberikan bantuan kepada mereka, karena para tetangganya itu ikut terdampak pandemi Covid-19 ini.
Di antara suara beduk tanda berbuka puasa, sambil meneguk segelas teh hangat untuk mengganjal perutnya, Aisyah berdoa kepada Tuhannya, semoga lebaran tahun ini ia dan anak angkatnya ini masih bisa merayakan lebaran bersama dengan anak kandungnya, seperti lebaran di tahun-tahun sebelumnya. Dimana Boy beserta istri dan anak-anaknya itu selalu merayakan hari raya Idul Fitri bersama ibu dan adik angkatnya di dalam rumah ini.
-Selesai-
Catatan: Cerita ini hanya fiktif belaka. Mohon dimaafkan jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.