Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Harapan Saya di Bulan Ramadan Corona Segera Pergi

27 April 2020   23:25 Diperbarui: 27 April 2020   23:54 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di berbagai daerah telah membuat suasana Ramadan tahun ini terasa berbeda dari tahun--tahun sebelumnya. Aturan pelaksanaan PSBB yang diatur melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar itu telah membuat Mesjid-mesjid dan Mushola yang biasanya terlihat begitu ramai di bulan Ramadan itu menjadi begitu sepi saat ini.

Biasanya mesjid di tempat saya tinggal, selalu ramai jika sudah memasuki bulan Ramadan seperti saat ini, pada siang hari biasanya di isi oleh masyarakat  yang melakukan sholat berjamaah sekaligus kultum. Dan pada malam hari biasanya di isi dengan sholat terawih berjamaah, selanjutnya di teruskan dengan tadarusan.

Jika tahun sebelumnya, menjelang waktu berbuka puasa di berbagai tempat, banyak  pedagang makanan yang menjual takjil menjelang waktu berbuka puasa tiba, maka dari hari pertama puasa (24 April 2020) suasana yang saya rasakan terasa begitu  berbeda dari tahun sebelumnya.

Menjelang waktu berbuka puasa tiba,  saya tetap berkeliling seperti tahun sebelumnya. Dan di sepanjang jalan yang saya lalui suasananya Ramadan tahun ini terasa berbeda sekali.

Para pedagang makanan yang biasanya hampir ada di tiap sudut jalanan, saat ini saya lihat hanya ada beberapa saja yang menggelar dagangannya, itupun sepi dari pembeli, padahal tahun lalu, hampir di setiap ruas jalan ada penjual makanan dan juga para pembeli yang berkerumun mengelilingi dagangan mereka, biasanya dagangannya laris manis tapi tidak untuk tahun ini. Menjelang magrib saya perhatikan dagangannya masih banyak bahkan ada yang masih utuh.

Pada tahun lalu, ada tempat---tempat khusus yang memang di sediakan oleh pemerintah untuk pasar dadakan selama bulan Ramadan. Dan pasar Ramadan itu selalu meriah baik oleh pedagang maupun pembelinya.

Kembali ke rumah, ketika selesai berbuka puasa, hal yang paling saya rasakan, perbedaan Ramadan tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya adalah tidak ada lagi sholat berjamaah baik di Mesjid ataupun di Mushola. Padahal di tahun -- tahun sebelumnya, masyarakat di sekitar tempat tinggal saya selalu melakukan ibadah sholat terawih secara berjamaah di dalam Mesjid dan dilanjutkan dengan tadarusan.

Dan satu-satunya aktifitas yang masih ada dan masih terdengar dari Mesjid di tempat tinggal saya hanyalah suara azan yang masih terus berkumandang setiap kali akan masuk waktu sholat, selebihnya, segala macam amalan yang biasa di lakukan secara berjamaah itu di kerjakan masing-masing di rumah.

Saya sangat  rindu  suasana Ramadan seperti tahun sebelumnya. Walaupun  Ramadan tahun inipun saya masih tetap berpuasa dan melakukan amalan-amalan ibadah seperti pada umumnya yang dilakukan di setiap bulan ramadan. Tapi saya merasa kehilangan  hal-hal yang biasanya menjadi ciri khas  di bulan Ramadan. Sebab itu yang menurut saya membedakan antara puasa di bulan biasa dengan puasa di bulan Ramadan ini.

Pada tahun sebelumnya,  memang pada pertengahan bulan Ramadan, keramaian di Mesjid-mesjd dan Mushola itu akan berpindah ke restoran atau mall untuk acara buka bersama baik dengan keluarga atau berbuka puasa bersama dengan teman kantor.  Pada pertengahan bulan puasa juga orang-orang sibuk  mencari baju lebaran.

Menyikapi anjuran untuk melakukan ibadah di rumah, saya merasa kehilangan dengan suasana Ramadan tahun sebelumnya, tapi menurut saya patut kita apresiasi juga, karena dengan cara tersebut penyebaran virus bisa terminimalisasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun