Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sang Ratu

4 April 2020   00:00 Diperbarui: 4 April 2020   00:08 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

*****

"Berjanjilah,"

"Berjanji untuk apa?" tanyaku sambil menatap paras cantik wajah sang Ratu di sebelahku.

"Berjanjilah padaku, bahwa apapun yang akan terjadi, engkau tidak akan pernah pergi meninggalkanku."

"Iya, Aku berjanji." jawabku pelan, sambil tersenyum dan mengecup pelan kening sang Ratu.

*****

Di bawah sinar bulan Purnama. Di antara hembusan angin yang menggugurkan dedauanan. Di pergantian masa, kutatap wajah Wanita cantik yang selalu mengenakan kerudung panjang berwarna merah marun itu dari kejauhan. Dari Sang Waktu Aku tahu bahwa malam ini adalah malam kebahagiaannya.

Di sebelah Sang Waktu yang selalu mengiringi langkah kaki-ku. Kuhapus air mata Wanita cantik yang saat ini tengah berdiri sambil memeluk erat tubuhku.

"Kenapa engkau menangis? Apa engkau menyesal? Karena di takdirkan Tuhan untuk menjadi pendamping hidupku,"

"Tidak! Aku menangis karena bahagia. Saat ini aku masih seperti berada di alam mimpi. Hingga detik ini pun aku masih seperti tidak percaya, bahwa di kehidupanku yang kedua ini, engkau masih berdiri tegak menungguku di tempat ini." 

Wanita cantik yang biasa dipanggil sang Ratu itu makin memper-erat pelukannya di tubuhku  sambil berbisik di telingaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun