Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Secangkir Kopi Susu

27 Maret 2020   13:32 Diperbarui: 28 Maret 2020   05:55 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ingat kopi, aku kembali teringat pada Wanita cantik berjilbab panjang berwarna hitam yang biasa meracikkan secangkir kopi susu buatku. 

Dan saat Aku melihat ke samping. Ternyata Wanita cantik berkulit kuning langsat, yang tadi memintaku agar segera menyalakan laptop di atas Meja kerja-ku itu saat ini sudah tidak ada lagi di sisiku.

Dengan sedikit menggeser kursi, Aku segera beranjak dari tempat dudukku, meninggalkan laptop yang masih menyala di atas Meja. Dan dengan langkah pelan, Aku datangi dua sosok yang kulihat tengah duduk berdua itu sambil membawa secangkir kopi susu.

Baca juga cerita lain dari Secangkir Kopi Susu versi lainnya disini.

*****
Kutaruh secangkir kopi susu yang tadi di buatkan oleh Wanita cantik berjilbab panjang itu di atas Meja. lalu duduk di sebelah Lelaki yang mengenakan jubah panjang berwarna hitam. Lelaki setengah tua yang memakai jubah panjang berwarna hitam itu tersenyum melihat aku duduk di sebelahnya.

"Apa itu?" tanya Lelaki setengah tua yang memakai jubah panjang berwarna hitam ini sambil menunjuk ke arah cangkir yang berisi kopi susu.

"Kopi susu, minumlah." jawabku pelan.

"Ha..ha.. dia menawarkan secangkir kopi susu kepadaku. Padahal ada kita bertiga di tempat ini."

Lelaki setengah tua yang mengenakan jubah panjang berwarna hitam di sebelahku ini tertawa lepas. Ada sedikit rasa bangga di dalam nada suaranya.

Lelaki setengah tua yang mengenakan jubah panjang berwarna hitam itu meneguk kopi susu yang baru saja aku tawarkan kepadanya.

"Nah! Mantap." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun