Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Aku dan Wanita Cantik Berkacamata

31 Oktober 2019   09:19 Diperbarui: 31 Oktober 2019   09:25 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku telah lama memperhatikan dirinya, bahkan semenjak wanita cantik berkacamata itu baru pertama kali menginjakkan kedua kakinya di tempat ini. Sebuah desa terpencil yang masih menggunakan sampan sebagai salah satu alat transportasinya.  

Walau aku adalah satu-satu pendayung sampan yang mungkin tidak pernah dia tumpangi selama 19 hari menyebrangi sungai yang memisahkan bangunan Sekolah Dasar tempatnya mengajar dengan tempatnya tinggal selama mengabdi di desa ini. 

Sebagai anak muda yang lahir dan besar di desa yang masih menggunakan Generator listrik menjadi sumber penerangannya di malam hari, karena jaringan listrik belum sampai ketempat ini. Dan sebagai salah satu desa dari sembilan desa lainnya yang menjadi daerah penyangga Kawasan Suaka Margasatwa ini. Bukanlah hal yang terlalu sulit buatku untuk mencari tahu siapa pendatang baru yang telah berhasil membuat anak-anak muda yang biasanya tidak pernah mandi pagi ini tiba-tiba saja merubah kebiasaan hidupnya itu. 

Sambil mengisap asap dari sebatang rokok yang baru selesai kubakar, seperti biasa, dari atas Sampan aku selalu memperhatikan wanita cantik berkacamata yang tengah menyeberangi Sungai tapa ini. Walau selama ini dia tidak pernah sekalipun menyapa apa lagi naik ke atas sampanku, tapi dari tempatku duduk, aku tahu jika selama ini diam--diam ekor matanya itu selalu melirik ke arahku yang juga tengah memperhatikan dirinya.

****
Kulihat dia mengambil tas kerjanya yang tergeletak di pinggir Makam Keramat, sambil membuka retsleting-nya, sepertinya dia sedang mencari sesuatu di dalamnya. 

Setelah mengambil handphone dari dalam tas kerjanya, tak lama kemudian, kulihat dia seperti tengah berusaha menghubungi seseorang melalui gawai di tangannya itu.

Aku tidak tahu apa yang membuat wanita cantik ini terlihat begitu kesal sekali saat ini. Setelah tadi kulihat sempat mengutak atik handphone di tangannya, tiba--tiba saja wanita cantik berkacamata ini kembali menangis sesegukan sambil melihat ke arahku.

Melihatnya dirinya seperti orang yang tengah panik, aku segera bangkit dari posisiku yang sedari tadi hanya duduk dengan cara melipat ke-empat kakiku sambil terus memperhatikannya. 

Hari mulai gelap, aku coba ajak wanita cantik berkulit kuning langsat ini berjalan kembali ke arah tepian sungai tempat dimana aku menambatkan Sampan tadi. Saat ini aku tidak lagi mampu bercakap-cakap dengannya, setelah Nenek tua berkerudung merah marun itu mengutuk diriku berubah menjadi seekor harimau sumatera di tempat ini.

Walau aku tidak mampu berkata--kata untuk mengajaknya pergi meninggalkan tempat ini, Sepertinya wanita cantik berkacamata ini mengetahui maksudku yang hendak mengajaknya pergi meninggalkan tempat ini. Terbukti setelah kembali memasukan handphone ke dalam tas kerjanya, dia segera bergegas, mengikuti langkah kakiku menuju ke arah tempat dimana aku meninggalkan Sampan itu tadi.

****
Di pinggiran Sungai Tapa, tangis wanita cantik berkulit kuning langsat ini kembali pecah, sesaat setelah mengetahui sampan yang menjadi jalan satu-satunya jalan keluar dari tempat ini ternyata sudah tidak berada di tempatnya lagi. Di bawah langit yang menghitam, di pinggir Hutan Larangan, di tepian sungai yang airnya tengah pasang, wanita cantik berkacamata ini kembali menangis sesegukan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun