Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[AdS] Cadar Hati

12 Juni 2019   16:41 Diperbarui: 14 Juni 2019   11:50 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

<< Sebelumnya

"Kenapa Mas mau menikahi wanita kotor dan hina sepertiku ini Mas? Aku bukan wanita baik-baik Mas! Aku tidak meminta Mas menikahiku setelah kita melakukannya nanti. Dan aku iklas melakukannya malam ini juga denganmu Mas! Aku iklas! Meski hati ini terasa begitu perih, dan begitu takut kehilanganmu. Tapi aku  sadar, tidak ada lelaki yang mau menerima cinta dari wanita yang memiliki masa lalu kelam seperti aku ini. Dan saat ini aku pasrah! Jujur saja aku masih sedikit berharap bisa hidup bersama denganmu suatu saat nanti, tapi  aku juga sadar diri. Aku tahu di luar sana masih banyak wanita  yang lebih pantas menjadi pendamping hidupmu nanti."

Wanita cantik berkulit kuning langsat ini terdiam, teringat dengan dosa-dosa masa lalu yang dulu pernah dia lakukan bersama para selingkuhannya itu. Bayangan masa lalu kembali melintas di dalam pikirannya saat ini. Dia ingat, tak lama setelah berpisah dengan sepupu dan 'brondong'nya, saat itu selain menjalin hubungan dengan mantan 'atasan' yang sekarang sudah pensiun itu,  dia juga menjalin hubungan dengan rekan kerja yang sering membantu kegiatannya dulu, sebut saja (T).

Dulu, pertama kali ia melakukan dosa dengan (T) adalah ketika (T) membawa dirinya ke kamar yang disewa (T) dipinggiran kota tak jauh dari tempat tinggalnya. Sore itu (T) menyetubuhi dirinya di dalam kamar kost miliknya tanpa dia sempat melepaskan pakaian dan 'hijab' yang di kenakannya.

Dia ingat, siang menjelang sore itu, (T) menjemput dirinya di tempat kerja. Dengan menggunakan sepeda motor, saat itu (T) membawa dirinya kepinggiran kota, dan sore itu, antara pasrah tapi tak rela akhirnya dia membiarkan (T) saat itu hanya menyingkapkan kain rok panjang yang di kenakannya saat (T) menyetubuhi dirinya di dalam kamar kost yang di sewanya itu.

Hanya demi menjaga nama baik, dengan berat hati, saat itu terpaksa dia turuti semua kemauan lelaki yang ketampanannya itu jauh di bawah suaminya itu.

Dan setelah kejadian sore itu, (T) yang merasa sudah memegang rahasia besar di dalam hidupnya selalu memanfaatkan dirinya. Begitu berat beban yang dirasakannya demi menjaga nama baik diri dan keluarga besarnya itu. Di sepertiga malam dia sering menangis sendirian. Di hadapan Tuhan, dia sering menyesali perbuatan masa lalunya.

Semakin hari, dirinya semakin dalam terjerumus kedalam lingkaran setan. Saat itu dia merasa jadi sapi perahan (T) demi untuk memuaskan nafsu binatang (T) dan teman-temannya. Dan kejadian  itu selalu terulang tanpa mampu dia menolaknya setiap kali (T) meminta 'jatah' pelayanan darinya.

Seperti kejadian malam itu, saat dia sedang berada di dalam rumah bersama dengan anak dan suaminya. Saat itu, karena dia begitu takut dengan ancaman (T) yang berjanji akan membongkar semua permainan gilanya dengan mantan atasan-nya itu. Dengan berat hati malam itu dia terpaksa berbohong pada suami dan anak-anaknya, bahwa dia bersama (T) hendak pergi menjenguk salah satu teman mereka yang di rawat di Rumah Sakit tidak jauh dari tempat kediamannya.

Dan saat itu dia seperti memakan buah simalakama. Malam itu, setelah (T) selesai menyetubuhi diri-nya di dalam kamar kost temannya. Sebut saja (R), pemilik kamar kost yang menjadi tempat mesum (T) dan dirinya datang, lalu (R) meminta pelayanan darinya. Dan malam itu, sambil menangis dia terpaksa melayani (R) atas desakan (T). Hingga malam itu, dia terpaksa melayani (R) dan (T) secara bersamaan seperti di dalam film-film dewasa yang dulu sering dia tonton saat masih menjalin hubungan dengan sepupunya yang memutuskan hubungan dengannya melalui pesan singkat itu.

"Aku ingin meng-akhiri dan menguburkan dalam-dalam semua kenangan masa lalu-ku itu mas!" kata wanita cantik berkulit kuning langsat ini sambil berusaha menahan tangisnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun