Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[AdS] Dosa Terakhir

29 Mei 2019   03:00 Diperbarui: 29 Mei 2019   04:26 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 "Aku tidak pernah menganggapmu seorang pelacur! Dan aku tidak pernah memandang rendah seseorang, apalagi menilai seseorang dari penampilan luarnya. Sebab aku percaya, bahwa semua yang sudah dan akan terjadi di dunia ini,  semua adalah atas izin dan kehendakNya. Bahkan sehelai daun yang gugur, lalu jatuh ke muka ke bumi ini pun sudah pasti terjadi atas izin-NYa. Dan aku percaya, jika Tuhan tidak menghendaki, mustahil itu semua bisa terjadi," kataku sambil menangkap tangan wanita cantik berkulit kuning langsat yang hendak pergi meninggalkanku karena tersulut oleh emosi itu.

Jujur saja aku sedikit bingung dengan perubahan sikapnya itu, tadi dia bicara begitu pasrah, seolah siap menerima apapun keputusanku setelah mendengarkan semua ceritanya itu. Tapi entah kenapa tiba-tiba saja dalam sekejap mata dia bisa berubah seperti itu.

"Bukan aku tidak mau melakukannya denganmu, apalagi merasa jijik terhadapmu. Hanya saja saat ini aku tidak mau menambah dosa-dosamu itu lebih banyak lagi dengan kembali men-zinahi-mu malam ini." kataku lagi sambil berusaha menenangkannya. Berusaha menghibur luka hatinya yang merasa begitu terhina sekali saat ini. Sekian lama dia mengenal pria, biasanya mereka yang selalu mengajaknya  bersetubuh. Tapi lelaki ini?

"Itu kan hanya alasan mas saja! sebenarnya mas merasa jijik denganku kan?" todongnya lagi sambil menatap tajam ke arah bola mataku, nada suaranya terdengar begitu kecewa terhadapku.

Ku masukan ujung jari tanganku yang tadi sempat di genggamnya itu kedalam mulutku. Sambil mencium ujung jariku yang tadi sempat menyentuh benda kenyal dan terasa begitu hangat itu kutatap kedua bola matanya,"Aku menyukai aroma dan rasanya! Hanya saja, jika aku tidak ingin melakukannya malam ini, bukan berarti aku tidak ingin melakukannya denganmu nanti." Kataku sambil kembali memasukan ujung jariku itu kedalam mulutku sendiri setelah menciumnya sekali lagi. Berusaha meyakinkan-nya bahwa jika aku tidak mau melakukannya saat ini bukan karena aku merasa jijik setelah mendengarkan pengakuan dosa-nya tadi.

Wanita berkulit kuning langsat itu tersenyum  sambil menatap kedua bola mataku. Wajahnya memerah. Ajaib sekali wanita ini! pikirku. Setelah tadi kulihat dia begitu pasrah setelah menceritakan semua kisah masa lalunya itu, sempat marah karena merasa aku menolaknya, saat ini kulihat dia sudah berubah lagi seperti sedia kala. Melihat sifatnya yang suka berubah-ubah itu aku jadi bingung sendiri terhadap wanita cantik yang saat ini tengah berdiri di depanku ini.

Tiba-tiba saja dia bergerak mendekat ke arahku, lalu bergerak cepat menghampiriku. Sambil memeluk erat tubuhku, dia melumat bibirku penuh nafsu. Kubalas lumatan bibirnya itu.

Cukup lama kami berpelukan di lobi hotel tempatku menginap malam ini, dan ini adalah pertemuanku yang kedua kali setelah sekian lama kami berhubungan melalui pesan singkat itu. Untuk lima hari ke depan, kebetulan aku sedang ada kegiatan di kota tempat tinggal wanita cantik berusia 43 tahun yang saat ini mengenakan kerudung berwarna merah marun dengan setelan kain rok batik dengan warna dasar merah marun itu.

"Jadi mas mau melakukannya denganku?" tanyanya lagi. Masih dengan nafas sedikit memburu perlahan dia melepaskan lumatannya ke bibirku.

"Iya, tapi dengan satu syarat! Dan itu pun harus atas persetujuan dari suami sah-mu itu terlebih dahulu." Jawabku sambil tersenyum menatap kedua bola matanya.

"Apa syaratnya mas?" katanya lagi, sambil membalas senyumanku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun