Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Aku dan Sang Waktu

5 Maret 2019   13:51 Diperbarui: 5 Maret 2019   23:11 947
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sang Waktu tersenyum mendengar jawabanku barusan. Ajaib sekali! Sekian lama aku berjalan melakukan petualangan ke banyak tempat dan waktu yang berbeda dengannya tidak sekali pun dia pernah tersenyum seperti itu padaku.

"Aku percaya, bahwa Tuhan, Sang Pencipta alam semesta ini, satu. Tidak ada Tuhan selain DIA. Dan, aku juga percaya, bahwasanya Dia memiliki banyak nama. Di setiap ajaran agama yang DIA turunkan melalui para utusannya ke muka bumi ini, para pemeluk dari masing-masing agama memiliki nama dan cara sendiri-sendiri untuk menyembahnya.

Ada banyak nama untuk menyebut Tuhan, dan nama yang berbeda-beda melekat pada gagasan kultural tentang sosok Tuhan dan sifat-sifat apa yang dimilikinya. Atenisme pada zaman Mesir Kuno kemungkinan besar merupakan agama monoteistis tertua yang pernah tercatat dalam sejarah yang mengajarkan Tuhan sejati dan pencipta alam semesta yang disebut Aten.

Kalimat "Aku adalah Aku" dalam Alkitab Ibrani, dan "Tetragrammaton" YHVH digunakan sebagai nama Tuhan, sedangkan Yahweh atau Yehuwa kadangkala digunakan dalam agama Kristen sebagai hasil vokalisasi dari YHVH.

Dalam bahasa Arab, nama Allah digunakan, dan karena predominansi Islam di antara para penutur bahasa Arab, maka nama Allah memiliki konotasi dengan kepercayaan dan kebudayaan Islam.

Umat muslim mengenal 99 nama suci bagi Allah, sedangkan umat Yahudi biasanya menyebut Tuhan dengan gelar Elohim atau Adonai (nama yang kedua dipercaya oleh sejumlah pakar berasal dari bahasa Mesir Kuno, Aten).

Dalam agama Hindu, Brahman biasanya dianggap sebagai Tuhan monoistis. Agama-agama lainnya memiliki panggilan untuk Tuhan, di antaranya: Baha dalam agama Baha'i, Waheguru dalam Sikhisme, dan Ahura Mazda dalam Zoroastrianisme.

Banyaknya konsep tentang Tuhan dan pertentangan satu sama lain dalam hal sifat, maksud, dan tindakan Tuhan telah mengarah pada munculnya pemikiran-pemikiran seperti omniteisme, pandeisme, atau filsafat Perennial, yang menganggap adanya satu kebenaran teologis yang mendasari segalanya, yang diamati oleh berbagai agama dalam sudut pandang yang berbeda-beda. Dengan demikian, sesungguhnya agama-agama di dunia ini menyembah satu Tuhan yang sama, tetapi melalui konsep dan pencitraan mental yang berbeda-beda mengenai-Nya.

Begitupun dia!" kata Sang Waktu mengakhiri ucapannya sambil melihat ke arah sosok perempuan yang tengah duduk bersimpuh di puncak monas itu.

"Akan tetapi, dia bukan Tuhan," katanya lagi buru-buru meneruskan ucapannya. Mungkin dia kuatir kalau-kalau aku akan menyangka, bahwa sosok  itu adalah Tuhan.

"Dia hanya sebentuk kekuatan yang diciptakan oleh Tuhan, yang memiliki banyak bentuk dan banyak nama di setiap kelompok atau orang-orang yang mempercayai akan keberadaannya," katanya lagi sambil kembali menatap mataku dalam-dalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun