Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Aku dan Sang Waktu

26 November 2018   22:33 Diperbarui: 28 November 2018   20:09 878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

" Kenapa kakak seperti orang ketakutan melihat pria didepan itu? " Tanyaku lagi pada wanita berkulit hitam manis disampingku ini.

Sambil menggigit bibir tebalnya yang berwarna merah basah alami itu. Dia berkata lirih sambil menatap kedua mataku.

" Tolong selamatkan anak kakak dari cengkraman lelaki di depan itu bang.." Katanya lirih, sambil menunjuk kearah sebilah keris luk tiga yang kulihat tengah berdiri di depan lelaki yang sedang duduk bersemedi di tengah ruangan itu.

Sambil meng-akhiri ceritaku, kutatap wajah tua didepanku itu. Melihatnya  diam, dan tidak bereaksi sedikitpun,  kuambil cangkir kopi yang tadi di sodorkan oleh ibu tua berkerudung putih disampingku ini.


Tiba-tiba saja, sahabat tuaku itu kudengar  bernyanyi, masih sedikit bingung, aku diam, sambil minum kopi, aku terus mendengarkan kata-demi kata dari lagu yang sedang dinyanyikannya  itu. Setelah selesai. Tiba-tiba dia berkata;

"Sebelum aku memberikan anak kunci, untuk membebaskan anak dari temanmu yang saat ini masih terkurung di tempat itu, terlebih dulu, aku ingin menyampaikan pesan dari seseorang untukmu."

Katanya lagi, sambil menyodorkan selembar kain yang sudah terlihat begitu kumal. Sedikit bingung, ku ulurkan tanganku. Setelah lembaran kain kumal itu kubuka, ternyata di dalamnya hanya terdapat tulisan ini.

" Kutunggu 27 tahun lagi di tempat ini. "

Sambil membolak balik kain kumal ditanganku, aku berusaha mencari nama pengirim pesan itu, begitupun, lokasi yang dimaksudkan di dalam pesan itu. Sambil melihat ke arah sahabat tuaku, aku bertanya;

" Aku tidak tau ini dari siapa, dan harus menjumpainya dimana. Dan akupun tidak tahu, apakah 27 tahun lagi, aku masih hidup dan sempat menjumpai pengirim pesan ini. " Tanyaku sedikit ragu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun