Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Aku dan Sang Waktu

23 Oktober 2018   19:19 Diperbarui: 9 November 2018   16:14 818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

" Aku bukan Sang Waktu." Kataku pelan sambil menatap kedua mata sembabnya.

" Kakak akan berikan apapun yang abang inginkan, tolong dia bang.." katanya lirih sambil menunjuk kearah keris berwarna hitam didepan lelaki yang berpakaian serba hitam ditengah ruangan.

Lelaki berpakaian serba hitam ditengah ruangan itu kulihat sudah mulai membuka kedua matanya. Sambil tersenyum kearah keris berwarna hitam pekat yang sudah berhenti berputar, dia memandang kesekeliling ruangan.

 " Sepertinya dia tidak bisa melihat keberadaan kita disini. " Kataku pada wanita cantik berwajah sedikit pucat tanpa riasan makeup disampingku ini.

" Pria itu tidak bisa melihat, apalagi berbicara dengan kita, tapi wanita itu bisa bang." Katanya lagi sambil menunjuk kearah perempuan muda yang kulihat baru saja masuk kedalam ruangan dimana pria berpakaian serba hitam itu berada.

" Di dunia politik, dia yang akan menjadi penghubung antara abang dengan pria berpakaian serba hitam itu." Katanya lagi.

Sedikit kaget dengan ucapannya barusan, kutatap wanita tinggi semampai berambut pendek sebahu dengan model rambut bob ala Kylie Jenner yang baru saja masuk kedalam ruangan itu. Wanita cantik yang mengenakan sleeveless maxi dress berwarna hitam dengan aksen button serta kain seperti selendang berwarna hitam yang dipakai untuk menutupi belahan dadanya itu, kulihat langsung duduk disamping pria berpakaian serba hitam yang baru saja selesai melakukan semedi itu.

Sekali lagi kutatap wajah wanita muda berusia sekitar 35 tahun yang memakai kacamata berwarna hitam itu.  Merasa seperti pernah melihat seraut wajah yang sudah tidak begitu asing lagi buatku itu. Secara reflek aku menoleh kearah wanita berkerudung panjang berwarna hitam yang sedari tadi berada disampingku ini.

Setengah berkeliling, mataku menyapu seisi ruangan. Tapi wanita cantik berwajah sedikit pucat tanpa riasan makeup yang sedari tadi bersamaku itu. Saat ini entah sedang berada dimana. Masih sedikit bingung, sekali lagi kutatap wajah wanita cantik berkacamata hitam yang saat ini sedang menatap sambil tersenyum manis kearahku.


Bersambung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun