Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Aku dan Sang Waktu

18 September 2018   22:59 Diperbarui: 4 Oktober 2018   17:31 901
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Dilapis langit ke satu, aku melihat dunia ini begitu misterius, sama misteriusnya dengan kehidupan itu sendiri. Terlalu luas untuk di telaah, terlalu sulit untuk di mengerti, tidak mudah untuk di ketahui dan di pahami secara utuh.

Dilapis langit kesatu, dimana aku melihat dunia ini dari sudut pandang yang berbeda. Saat ini aku melihat dunia seolah terbelah dua. Diantara kehidupan siang dan kehidupan malam, sekali lagi kutatap kehidupan orang-orang yang saat ini berada  didalam dunia itu dalam waktu yang bersamaan.

Sekali lagi kutatap kehidupan orang-orang di bawah sana, dilapis langit kesatu aku melihat orang-orang yang terus melakukan aktifitasnya seperti biasa tanpa pernah menyadari bahwa sesungguhnya hari-hari yang mereka jalani saat itu berlalu begitu cepat.

Dilapisan langit kesatu, mataku melihat kesisi lain kehidupan yang ada di dunia ini, dan aku terpaku melihat pergantian siang dan malam yang berlangsung begitu cepat di depan mataku saat ini. 

Aku terpana melihat tumbuh-tumbuhan yang seperti bergerak hidup di bawah sana. Jika biasanya aku begitu kesulitan melihat kelopak bunga yang akan mekar, maka disini aku sepertinya mampu melihat semua proses tumbuh kembang tanaman tanpa ada waktu jeda sedikitpun.

Mulai dari sebiji pohon yang awalnya kulihat dijatuhkan oleh seekor burung. Selanjutnya biji pohon yang jatuh keatas tanah itu kulihat mulai bergerak lalu tumbuh menjadi tunas baru, lalu menjadi sebatang pohon yang mulai ditumbuhi dedaunan, hingga seterusnya kulihat pohon itu mulai berbuah. Sementara pergantian siang dan malam saat ini kulihat hanya lewat tiap sebentar saja.

Tidak seperti biasanya dimana waktu sehari semalam itu terasa begitu lama dan panjang, ukuran waktu sehari semalam 24 jam itu kulihat tidak berlaku di sini. 

Ditempatku berdiri saat ini, aku melihat pergantian waktu seperti sekelebat cahaya, berlangsung begitu cepat.

Dan semua proses tumbuh kembang itu sepertinya terekam dengan baik di layar kaca besar ini. Aku begitu takjub akan keajaiban tempat ini. Sehingga tanpa sadar aku melihat diriku sendiri yang saat ini begitu kecil diantara lapisan langit kesatu.

Jika kuperhatikan diriku saat ini, aku bahkan nyaris tidak ada padahal sebenarnya aku ada, aku berdiri disini diantara kehidupan siang dan malam yang berlangsung begitu cepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun