Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dulu Pernah Ada Negara yang Bernama Indonesia

4 Agustus 2018   01:31 Diperbarui: 4 Agustus 2018   01:29 889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Republik Indonesia (RI) atau Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), atau lebih umum disebut Indonesia, adalah negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara daratan benua Asia dan Australia, serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.504 pulau.

Negara yang menjalankan pemerintahan republik presidensial multipartai yang demokratis dengan populasi hampir 270.054.853 juta jiwa pada tahun 2018. Serta dengan negara berpenduduk terbesar keempat di dunia ini adalah negara yang berpenduduk Muslim terbesar di dunia, dengan lebih dari 230 juta jiwa ini mayoritas agamanya adalah agama Islam sekitar 85,2% penduduk Indonesia, yang menjadikan Indonesia negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia. Selain agama Islam ada agama Protestan (8,9%), Katolik (3%), Hindu (1,8%), Buddha (0,8%), dan lain-lain (0,3%). Dan selain agama-agama tersebut, pemerintah Indonesia juga secara resmi mengakui Konghucu.

Dengan sekitar 300 kelompok etnis dari Sabang di ujung Aceh sampai Merauke di tanah Papua, Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa, bahasa, dan agama. tentu saja tidak mudah untuk menjadi seorang Menteri Agama dari semua agama yang di akui oleh negara ini, sebab Menag bukan menteri dari satu agama saja juga bukan menteri untuk satu golongan saja karena Negara kita ini memiliki semboyan, "Bhinneka tunggal ika" ("Berbeda-beda namun tetap satu")

Berdasarkan situs Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) setidaknya, pengguna internet di Indonesia saat ini adalah 82 juta orang. Pengguna internet di Indonesia berada pada peringkat ke-8 di dunia. Dan dari jumlah pengguna internet tersebut, 80 persen di antaranya adalah remaja yang berusia 15 sampai dengan 19 tahun. Sedangkan untuk pengguna facebook sendiri Indonesia berada di peringkat ke-4 besar dunia.

Menurut Wikipedia, Hingga tahun 2014, Jumlah netizen (pengguna internet) di Indonesia adalah 83,7 juta orang atau berada pada peringkat ke-6 di dunia. Dan tentu saja imbas dari perkembangan zaman teknologi informasi, kasus-kasus terkait ujaran kebencian (hate speech) dan hoaks (hoax) semakin meningkat juga di Indonesia. Kasus tersebut bukan saja bermuatan ujaran kebencian yang ditujukan kepada orang per orang tetapi juga sudah menyerang kelompok suku, agama, ras dan antar golongan (SARA).

Sebagai negara majemuk dengan beragam suku, ras, agama dan golongan, Indonesia menjadi negara paling rawan terhadap konflik SARA. Perbedaan pandangan antar kelompok masyarakat di suatu wilayah kerap menjadi pemicu pecahnya bentrok antar mereka. 

Dan tentu saja kita semua tidak ingin kasus-kasus SARA yang pernah terjadi seperti sentimen Etnis berujung Penjarahan pada 12 Mei 1998, Konflik Agama di Ambon, Konflik berbau agama paling tragis yang meletup pada tahun 1999 silam.

Tragedi Sampit, dimana tragedy Suku Dayak vs Madura adalah konflik berdarah antar suku yang paling membekas dan bikin geger bangsa Indonesia pada tahun 2001 silam. Serta masih banyak konflik yang terjadi akibat isu SARA seperti penyerangan Kelompok Syi'ah di Sampang pada Agustus 2012 silam terulang lagi di negara yang kita cintai ini.

Jika aku menjadi Menteri Agama maka aku akan membuat langkah antisipasi dan penanggulangan menyebarnya ujaran kebencian dan hoaks ini. Maka aku akan bekerja sama dengan Kominfo untuk membuat peraturan dan pengawasan yang sangat ketat pada stasiun televisi di negeri ini.

Karena selain jaringan internet yang baru bisa di jangkau kota-kota besar, seringkali aku melihat di Desa-desa yang belum terjamah jaringan internet pun  perilaku masyarakatnya saat ini sudah mulai bergeser dari nilai-nilai kearifan lokal akibat tontonan sehari-hari di stasiun televisi.

Selain bekerja sama dengan Kominfo, Kemenag juga menurutku perlu bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud) agar anak didik zaman sekarang, dibimbing agar mereka lebih bijaksana dalam berinteraksi di dunia maya melalui media sosial yang digunakan. Muatan kurikulum pendidikan agama harus mencakup kaidah-kaidah etis dalam konteks interaksi di dunia maya tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun