Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Wanita di Penghujung Malam

4 Juli 2018   20:32 Diperbarui: 11 Desember 2018   19:40 1326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagian Enam

Sebelumnya <<

*

“Kenapa harus dengan pernikahan?”Tanyanya lagi sambil menatap tajam ke arah mataku. Abang pernah mendengar kisah Nabi Adam dan Siti Hawa? Tanyaku lagi sambil tersenyum menatap kedua matanya, sepertinya dia masih belum begitu mengerti dengan pertanyaan ku barusan, apa hubungan masalah yang sedang di hadapi nya kini dengan leluhur mereka dulu?

Menurut Wikipedia bahasa Indonesia; Adam berarti tanah, manusia, atau cokelat muda) adalah dipercaya oleh agama-agama Samawi sebagai manusia pertama, bersama dengan istrinya yang bernama Hawa. Menurut Agama Samawi pula, merekalah orang tua dari semua manusia yang ada di dunia. Rincian kisah mengenai Adam dan Hawa berbeda-beda antara agama Islam, Yahudi, Kristen, mau pun agama lain yang berkembang dari ketiga agama Abrahamik ini. Hawa (Arab:حواء, Bahasa Inggris: Eve) adalah istri dari Adam dan dianggap sebagai Ummul Bashar (“Ibu Umat Manusia”). Alkitab menempatkan Manusia ini pada urutan kedua setelah Adam yang diciptakan dari tulang rusuk dan menjadikan keyakinan yang mendunia, demikian juga dalam dunia Islam pada umumnya.

Alkisah setelah merasai dan memakan buah dari pohon tersebut, tampak dan terbukalah aurat mereka berdua. Karena muncul rasa malu, dengan susah payah, masing-masing berusaha menutupi aurat yang tampak dan terbuka itu dengan dedaunan yang ada di sekitar mereka. Seketika sadarlah Nabi Adam dan Siti Hawa akan kekeliruan serta dosa mereka. Larangan yang telah Allah peringatkan justru telah mereka langgar. Pohon yang sama sekali jangan mereka dekati kini malah mereka makan buahnya, dan akibatnya tampaklah aurat mereka sendiri. Rasa penyesalan yang sedalam-dalam nya muncul, Nabi Adam dan Siti Hawa pun kemudian bertobat dan memohon ampunan Allah.

Allah memberikan ampunan-Nya serta menjatuhkan hukuman yakni memerintahkan Nabi Adam dan Siti Hawa pergi dari surga dan turun ke muka Bumi. Berbekal pengetahuan dan beberapa kalimat-kalimat dari Allah, Nabi Adam dan Siti Hawa pun turun ke muka Bumi. Saat diturunkan ke Bumi, Nabi Adam dan Siti Hawa saat itu terpisah di dua tempat yang berbeda. Adam merasakan kehilangan dan mencari-cari keberadaan Hawa, sedang Hawa sendiri pun demikian pula. Di muka Bumi yang terhampar luas itu, dengan susah payah mereka terus-menerus saling mencari.

Terhitung selama 40 hari barulah kemudian mereka berjumpa di sebuah bukit di jazirah Arab yang kemudian disebut dengan Jabal Rahmah. Macam-macam rasa muncul, bahagia, sedih, terharu, kasihan, dan rasa sayang. Adam dan Hawa akhirnya berkumpul dan menyatu kembali seperti sewaktu di dalam surga.

Menurut Wikipedia bahasa Indonesia;  Jabal Rahmah, sebuah tugu peringatan yang didirikan untuk mengenang tempat bertemunya nenek moyang manusia Nabi Adam dan Siti Hawa di muka bumi.

Karena aku tidak mau mengulangi kesalahan yang sama dengan yang pernah di lakukan oleh nenek moyang kita dahulu. Jawab ku sambil menutup cerita tentang kisah Nabi Adam dan Siti Hawa.

**

Lelaki berbadan gelap itu diam mendengar semua ceritaku barusan, begitu berat rasanya menerima kenyataan pahit ini. Begitu berat rasanya memutuskan dua pilihan ini. Di satu sisi dia ingin hidup normal seperti pasangan yang lainnya, namun di lain sisi, dia juga tau, jika memang persetubuhan adalah satu-satunya jalan untuk kesembuhan wanita yang begitu di cintainya itu.

Ingin rasanya dia mengatakan kepada lelaki muda di hadapan-nya ini, jika saat ini dia iklas jika lelaki muda di depannya itu ‘mengobati’ wanita berkulit hitam manis itu tanpa dia harus menikahinya terlebih dahulu. Tapi demi kehormatan istrinya, dan juga demi kebaikan mereka berdua, sepertinya memang dia harus merelakan jika istrinya itu di nikahi oleh lelaki muda di hadapan-nya ini. Dia begitu mencintai wanita di hadapannya itu, tapi dia juga sadar jika tetap memaksa agar lelaki muda itu tetap ‘mengobati’ wanita itu tanpa harus melalui proses pernikahan terlebih dulu hanya akan semakin membuatnya terjerumus kedalam kubangan dosa.

Masih jelas dalam ingatannya, empat setengah tahun yang lalu ketika wanita berkulit hitam manis ini menolak dengan halus keinginannya. Lalu berbekal informasi dari temannya, dan bersama teman karibnya itu dia mencari dan pergi mendatangi orang tua yang di anggap orang pintar oleh orang-orang dikampungnya itu. Dan di hadapan nenek tua yang terkenal karena memiliki suami sembilan orang dikampungnya itu, dia mengutarakan niat hatinya untuk memiliki janda kembang mantan teman sepekerjaannya dulu.

***

Setelah semua persyaratan yang di minta oleh nenek yang terkenal karena memilik suami sembilan orang dikampungnya itu. Maka pada malam jumat kliwon, berdua dengan nenek tua itu mereka pergi ke Makam Keramat Datuk Belang Enam di belakang hutan larangan.

Dengan membawa sebotol minyak kelapa hijau yang dimasak oleh gadis yang masih perawan, sehelai kain kafan dan sebungkus kemenyan hitam. Malam itu di terangi oleh sebatang lilin dan cahaya bulan purnama, di atas kain kafan di pinggir makam keramat sambil membakar kemenyan hitam mereka melakukan ritual pemanggilan dan pengisian khodam.

Lalu pada keesok harinya, berbekal olesan minyak pada telapak tangannya, dia berangkat menuju rumah janda kembang mantan teman sepekerjaan-nya itu. Dan ajaib, setelah selesai berjabat tangan dengan-nya, wanita yang diawal kedatangannya dulu selalu menolak apa yang menjadi keinginan-nya itu tiba-tiba saja begitu lemah lembut saat ini dan menerima apa saja yang di ucapakannya.

Setelah mereka resmi berumah tangga, dia memutuskan untuk berhenti bekerja di perusahaan yang sama dengan almarhum mantan suami wanita yang baru saja di nikahinya  itu. Tapi kebahagiannya itu tidak berlangsung lama, mulai dari malam pertama hingga malam ini, belum sekalipun dia berhasil menggauli wanita yang sangat di cintainya itu. Karena setiap kali dia ingin melakukan dengan istrinya itu entah kenapa senjata pusaka miliknya itu selalu tidak berdaya.

Dia tidak mau putus asa begitu saja, maka dia pun kembali pergi menjumpai nenek tua yang memiliki suami sembilan orang suami di kampungnya itu. Dan menurut nenek tua yang sudah di anggap guru olehnya itu. Semua itu adalah akibat perbuatan almarhum mantan suaminya dulu yang sampai kini masih belum iklas untuk melepaskan dan meninggalkan mantan istrinya itu. Dan pada saat itu Nenek tua itu mengatakan kalau dia tidak bisa berbuat apa-apa untuk membantunya. Dia tidak patah semangat, berbagai upaya terus mereka lakukan, mulai dari mendatangi orang pintar, dukun, hingga kyai untuk meminta kesembuhan, namun sampai hari ini senjata pusaka milik nya itu masih saja saja tetap tidak berdaya ketika berhadapan dengan wanita yang begitu di cintainya itu.

Menurut Wikipedia bahasa Indonesia; Perkataan ini berasal dari bahasa Jawa. Kadangkala ia dieja kiai. Secara tradisinya, para pelajar Islam di Indonesia akan belajar di sebuah sekolah asrama yang dikenal sebagai pesantren. Pemimpin sekolah dipanggil kyai, sebagai bentuk penghormatan. Perkataan tradisional untuk guru dalam Islam adalah ustad, yang merupakan kata peribahasa. Terdapat banyak para ustaz di Indonesia yang mengajar agama, tetapi kebanyakan mereka tidak memiliki sekolah asrama.

Dan ajaibnya semua keanehan senjata pusaka milik-nya itu tidak berlaku bagi wanita lain, pernah suatu kali dia mencobanya pada seorang wanita di pinggir jalan, dan ketika itu senjata pusaka milik nya itu begitu perkasa di hadapan wanita jalanan yang ketika itu bahkan sampai memohon padanya untuk berhenti sejenak.

Hampir saja dia menjadi lelaki hidung belang yang suka jajan perempuan di pinggir jalan, setiap kali dia tidak bisa menyentuh  istrinya itu dia selalu pergi melampiaskannya pada perempun nakal di pinggir jalan. Dan semua itu dilakukan tanpa sepengatahuan istrinya di rumah. Dan baru berhenti melakukan ‘kenakalan-nya’ itu ketika mendapatkan ilmu baru dari nenek tua yang sudah memberinya minyak pelet untuk mengguna-gunai istrinya dulu.

Semua cara sudah mereka lakukan, hingga dia gelap mata menuruti semua keinginan dukun yang meminta syarat untuk menyetubuhi tubuh molek istrinya sebagai syarat pengobatan-nya. Hingga pada malam itu dia sengaja membiarkan istrinya pergi seorang diri ke rumah dukun yang ingin mengobatinya itu. Sementara dia menunggu di rumah dengan sumpah serapah, dan berharap semoga setelahnya, dia tidak lagi hanya bisa melihat tanpa bisa menyentuh tubuh molek istrinya itu.

Istri nya pulang kerumah dan menceritakan semuanya, dia menceritakan kalau dukun yang mereka datangi itupun ternyata tidak berhasil mengobatinya juga. Dan sudah empat tahun lama nya mereka menunggu, sampai hari ini pun mereka masih terus berharap semoga dia dan istrinya bisa hidup normal seperti pasangan lainnya.

Dan malam ini, dihadapan lelaki muda yang mengenakan setelan kemeja lengan panjang berwarna coklat muda yang sudah terlihat kusam ini dia harus menerima kenyataan bahwa dia harus menerima dengan lapang dada, menyaksikan wanita yang dikasihinya itu menikah dengan lelaki muda di hadapannya ini.

Hatinya begitu kecewa dan terasa getir saat ini. Dengan sisa-sisa rasa sayang kepada wanita yang sudah empat tahun menemani hari-harinya itu, tadi pagi dia menguatkan hatinya untuk meminta lelaki muda yang sedang duduk di depan-nya ini untuk menunda keberangkatannya. Dia dan istrinya telah sepakat akan memutuskan apa yang akan mereka lakukan kedepannya setelah malam ini.

Begitu berat keputusan yang harus dia ambil malam ini, menyangkut masa depan rumah tangga-nya. Seharian tadi istrinya telah mengutarak niat hatinya ingin mengakhiri semua ini. Sambil menangis dia menumpahkan semua isi hatinya. Ketakutan dan kesakitannya, setiap malam jumat kliwon di datangi dan di setubuhi oleh almarhum mantan suaminya dulu tanpa sekalipun mereka berdua mampu untuk menolak kehadirannya. Saat ini istrinya begitu putus asa, dan sempat berfikir mungkin hanya kematian lah jalan satu-satunya untuk mengakhiri semua penderitaannya ini.

Dia begitu mencintai wanita yang sudah menjadi bagian hidupnya selama empat tahun belakangan ini. Dan saat ini dirinya di hadapakan pada tiga pilihan, pilihan pertama dia kehilangan istrinya karena di tinggal mati, pilihan kedua kehilang istrinya karena gila, dan pilihan yang ketiga adalah kehilangan istrinya karena di tinggal pergi menikah dengan pria lain. Seperti makan buah simalakama, tidak ada satu pilihan pun yang ingin di ambilnya saat ini, tapi memang terkadang takdir itu begitu kejam. Tanpa terasa air matanya keluar begitu saja, tanpa disadari air matanya mengalir deras, menetes di kedua pipinya, teringat akan semua kemalangan hidupnya ini.  “Tuhan !!!  Kenapa engkau begitu kejam padaku!” Hatinya menjerit sambil berusaha menguasai emosi yang bergejolak di dalam dirinya saat ini.

Di sepertiga malam ini angin berhembus kencang, suasana dingin terasa mencekam. Hanya suara jangkrik yang terdengar saling bersahutan di luar bangunan rumah makan di pinggir jalan ini. Anak wanita berkulit hitam manis dari hasil pernikahan dengan suami pertamanya dulu sudah tertidur pulas di dalam kamarnya, warung makan tutup seharian, hari ini mereka sengaja tidak jualan.

Di ruang tengah, kami duduk bertiga, diatas kasur tipis Palembang di depan dua gelas kopi dan satu gelas teh manis suasana saat ini begitu kaku, mata wanita berkulit hitam manis ini tampak sembab, sepertinya dia habis menangis seharian, begitupun dengan mata Lelaki berbadan gelap ini, matanya masih terlihat memerah dan berkaca-kaca. Ada rasa duka mendalam disitu, begitu pasrah akan kehilangan orang yang begitu di cintai nya itu.

****

Sekian tahun mereka membina rumah tangga, melakukan segala cara, berharap untuk mendapatkan kebahagiaan dalam rumah tangga-nya. Dan malam ini adalah malam keputusan yang berat bagi mereka berdua. Perceraian adalah hal yang paling di benci oleh agama, tapi mereka sadar, di teruskan pun hanya akan membuat mereka semakin terjerumus ke dalam kubangan dosa.

Setelah cukup lama saling diam, tenggelam dalam fikiran masing-masing. Akhirnya lelaki berbadan gelap itu membuka suara, kutatap matanya sebelum aku menatap wajah wanita berkulit hitam manis yang masih menunduk, menatap permukaan kasur Palembang yang di dudukinya saat ini.

“Erna sudah menceritakan semuanya, bahkan hal-hal yang sebelumnya tidak pernah dia ceritakan padaku.” Katanya lagi, suara nya sedikit serak sambil menatap pilu ke arah istrinya. Kulihat wanita berkulit hitam manis itu masih sesegukan menahan tangisnya.

Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

“Abang begitu mencintainya.” Katanya lirih, sambil berusaha menekan nada suaranya, berusaha menahan gejolak perasaannya sendiri. “Dan abang akan lakukan apapun itu demi kebaikan dan kebahagiaannya.”

Suaranya terhenti karena tiba-tiba wanita berkulit hitam manis itu mendatanginya, menangis sambil duduk bersimpuh di depannya. Lelaki berbadan gelap yang sudah empat tahun menjadi suaminya itu memeluknya, begitu berat rasanya, melepaskan wanita yang sudah empat tahun lamanya menjadi pendamping hidupnya ini. Tapi demi kebaikan mereka berdua, dan demi kebahagian pasangan-nya mereka memutuskan untuk menyanggupi syarat yang ku berikan malam tadi.

*****

Wanita berkulit hitam manis itu menatap lelaki muda yang duduk bersila di hadapan mereka, begitu tenang, seperti tidak terbawa oleh suasana yang terjadi di depan matanya, tersenyum datar tanpa beban dan tanpa makna. Dia adalah binatang jalang yang datang kerumah makan pas di hari pernikahan mereka, Di antara gelapnya langit yang menghitam, Di antara curahan hujan yang turun dengan lebatnya di sertai kilatan cahaya petir.  Siang itu dia datang memesan segelas kopi susu padanya yang sudah empat tahun lamanya begitu gelisah menanti kedatangan siluman yang akan menjadi kunci pembuka pagar ghaib yang membelenggunya selama ini.

Sosoknya biasa saja, perawakannya sedang, tidak kekar seperti kebanyakan anak muda yang senang berpetualang pada umumnya. Postur tubuhnya sedikit tinggi. Memakai pakaian berwarna coklat muda yang sudah terlihat kumal dimatanya. Dengan tas ransel di pundaknya siang itu dia masuk ke dalam Rumah Makannya, awalnya hanya sekedar numpang berteduh, karena hujan tak juga kunjung reda dia lalu memesan segelas kopi susu, dan dari situlah awal mula cerita ini dimulai.

Saat itu dia mendengar ada orang masuk ke dalam warung makan-nya, dia beranjak dari tempat duduknya di ruang tengah, berdiri lalu dia mendatangi suara orang yang sedang berdiri di depan pintu Rumah Makannya itu. Di depan pintu Rumah Makannya itu dia melihat seorang lelaki muda yang berdiri sambil mengibas-ngibaskan rambutnya yang sedikit basah terkena air hujan, di tatapnya lelaki muda yang mengenakan setelan kemeja lengan panjang berwarna coklat muda yang sudah terlihat memudar di depannya itu. Entah kenapa tiba-tiba dia merasa ada yang lain dengan dirinya, tubuhnya sesaat terasa panas dingin, dan entah kenapa tiba-tiba dia merasakan ada sesuatu yang menetes keluar dari dalam kemaluannya. Sedikit gugup karena memikirkan apa yang barusan dia rasakan, dia segera menyuruh tamunya itu untuk segera duduk sambil menanyakan pesanannya.

Setelah tamunya itu menyebutkan pesanannya, cepat-cepat dia berlalu dari hadapan lelaki muda di depan-nya itu, tidak langsung membuat kopi susu pesanan tamunya itu di dapur. Tapi dengan sedikit gemetar dia langsung menuju ke kamar mandi. Di dalam kamar mandi, keningnya berkerut melihat apa yang baru saja terjadi. Di rabanya, sedikit basah, seperti ada cairan yang baru keluar dari dalam kemaluannya. Padahal sudah lima tahun lamanya semenjak dia di tinggal mati oleh suami pertamanya dulu, selain setiap malam jumat kliwon dia tidak pernah mengalami hal aneh seperti apa yang di alaminya barusan itu.

Sambil meletakan segelas kopi susu di hadapan pria muda yang tidak dikenalnya itu, dia memandang ke tempat lain, ada sedikit rasa jengah ketika dia merasakan kalau tamu nya itu seperti sedang menatap aneh ke arahnya. Dan entah kenapa saat itu dia merasa seperti ada dorongan yang begitu kuat di dalam dirinya untuk duduk di meja yang sama dengan meja yang sedang di duduki lelaki muda itu. Dan entah kenapa saat ini dia begitu ingin menemaninya minum kopi.

Setelah berhasil memenangkan perang batin dengan dirinya sendiri kala itu, akhirnya dia memutuskan untuk menarik salah satu kursi di meja yang sedang di duduki oleh tamunya itu. Hitung-hitung menarik pelanggan fikirnya. Sambil duduk dia perhatikan lelaki muda yang tampak cuek terhadapnya itu. Sambil mencuri-curi pandangan ke arah lelaki muda yang sedang menyalakan api rokok yang terselip di bibirnya itu. Dia mencoba memulai percakapan.

Mau kemana bang? Tanyanya, sembari berusaha mengatur jalan nafasnya yang entah kenapa jadi tidak beraturan seperti ini. Dan saat ini dia merasa bahwa mulut nya sendiri sudah mulai susah untuk diajak bekerja sama, hatinya begitu ingin menyimpan rapat-rapat masalah pribadinya itu. Tapi entah kenapa bibir tebal mungil itu sepertinya tidak mau berhenti bicara.

Dalam hati dia memaki-maki dirinya sendiri, memaki akan kecerobohan bibir mungil itu yang entah kenapa bibir tebal mungilnya itu bisa keceplosan pada lelaki muda di hadapannya ini kalau pria berbadan gelap yang barusan masuk dan terlihat basah kuyup karena siap kehujanan itu adalah suami ke duanya. Jujur saja dia merasa begitu bodoh sendiri di depan lelaki muda yang sedari tadi cuma tersenyum sambil sesekali menganggukan kepalanya ini. Ahh..mungkin saat ini dia sedang berfikir geli tentangku.

Setelah selesai mandi, suaminya pun ikut nimbrung ngobrol bertiga dengan lelaki muda yang baru di kena nya itu. Sama seperti dirinya, dia pun terlihat begitu cepat akrab dengan lelaki muda yang baru saja di kenalnya itu. Dia bicara panjang lebar dengan lelaki muda itu. Dan sepertinya dia begitu percaya untuk menceritakan semuanya pada lelaki muda yang baru di kenalnya itu. Bahkan menawarkan-nya untuk tidur di salah satu kamar yang kosong di sebelah ruang makan ini.

Diam-diam wanita berkulit hitam manis ini memperhatikan lelaki muda yang sedari tadi cuma diam seperti mahluk tanpa rasa ini, begitu asik dengan dirinya sendiri dan rokok yang ada di dalam genggamannya itu, sedikitpun tidak ada reaksi dari cerita bersambung yang di dengarnya sedari tadi. Aah.. mungkin saja sebentar lagi dia akan menikahi rokok kesayangannya itu! Fikirnya sambil tersenyum geli sendiri, sambil diam-diam memperhatikan rokok yang ada di dalam genggaman lelaki muda di hadapannya itu.

Ehm.. seandainya saja bukan rokok itu yang di pegangnya sedari tadi. Fikir wanita berkulit hitam manis yang tiba-tiba saja wajahnya bersemu merah, malu sendiri membayangkan seandainya yang di genggam lelaki muda itu adalah tangannya bukan bungkus rokok yang jelas-jelas benda mati.

Dia sudah menikah belum ya? Entah kenapa tiba-tiba terlintas pertanyaan itu dalam benaknya. Aah! sepertinya dia begitu pelit untuk menceritakan sedikit saja tentang dirinya! Jujur saja dia sedikit dongkol kala itu ketika melihat lelaki muda di depan-nya ini cuma diam sambil tersenyum menjawab keingin tahuannya itu. 

Dari tadi lelaki muda ini baru memberi tau nama dan tujuan-nya saja. Sambil sesekali tersenyum mendengarkan semua cerita bersambungnya, tidak lebih dan tidak kurang. Atau jangan-jangan dia sudah mati rasa! Fikir-nya sambil diam-diam melirik ke arah bawah perut lelaki muda yang dari tadi cuma senyam-senyum di depannya itu. Dari sekian banyak tamu yang datang berkunjung dan makan di rumah makan mereka ini, baru sekali ini dia merasa di abaikan seperti ini!

Bagaimanapun dia adalah seorang wanita yang sangat sadar dengan potensi yang di milikinya itu. Dia tau bahwa dari sekian banyak  tamu yang jadi pelanggan tetap di rumah makannya itu adalah para lelaki, para lelaki yang dia tau kalau beberapa di antaranya memang memiliki rasa suka terhadapnya.Dan dia sangat sadar kalau semua lelaki itu, pada umum nya di mana-mana sama saja. Gak bisa liat barang bagus! Tidak di rumah makan ini saja, bahkan dulu di kantin perusahaan tempat nya bekerja pun dia sering mendengar bisik-bisik di antara para pelanggan Pria nya.

“Kalau cita rasa masakan itu nomor dua.”Kata lelaki jangkung langganan-nya itu sambil tertawa mesum ke arah teman-nya. “Kalau nomor satu apa?”Tanya teman di sebelahnya nya ikut-ikutan tertawa. “Itu!” Kata lelaki jangkung itu sambil ekor matanya menatap mesum ke arahnya. Dan seperti biasa dia tidak pernah ambil pusing dengan tatapan mesum mata lelaki yang terkadang suka usil padanya, dia berprinsip, dilihat boleh, dipegang jangan. Karena dia bukan barang pegangan.

Aneh sekali! jerit nya di dalam hati. Sekian lama hatinya seperti mati rasa, dan entah kenapa tiba-tiba di hadapan lelaki muda yang baru muncul di hadapannya ini, satu sisi di dalam dirinya berubah menjadi begitu liar dan sedikit binal. Melihat lelaki muda yang sepertinya sudah mati rasa itu, satu sisi di dalam dirinya merasa begitu tertantang untuk menaklukannya. Satu sisi dari dalam dirinya itu saat ini seperti hendak keluar. Dan satu sisi dari dirinya itu seperti ingin merobek-robek  kulit dadanya sendiri.

Satu sisi dari dirinya itu, saat ini sedang jelalatan matanya, mencari celah untuk keluar, ingin merobek-robek pakaian hitam panjang yang selalu menutup auratnya, menarik lepas dan membuang jauh-jauh jilbab yang di kenakannya ini.

Menurut Wikipedia bahasa Indonesia; Jilbāb adalah busana muslim terusan panjang menutupi seluruh badan kecuali tangan, kaki dan wajah yang biasa dikenakan oleh para wanita muslim. Penggunaan jenis pakaian ini terkait dengan tuntunan syariat Islam untuk menggunakan pakaian yang menutup aurat atau dikenal dengan istilah hijab. Sementara kerudung sendiri di dalam Al-Qur'an disebut dengan istilah khumur, sebagaimana terdapat pada surat An Nuur ayat 31

Selanjutnya >>

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun