Mohon tunggu...
MoRis Hong Kong
MoRis Hong Kong Mohon Tunggu... lainnya -

Migran. Pernah tinggal dan bekerja bersama kaum migrant di Melbourne. Sekarang tinggal dan bekerja di Hong Kong. Pernah mengajar di salah satu SMA di Malang, Jawa Timur. Penggemar kuliner nusantara. Penikmat kopi hitam.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Merayakan Natal di Hong Kong

23 Desember 2015   14:33 Diperbarui: 23 Desember 2015   14:33 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="dekorasi di Landmark Central - Hong Kong (foto koleksi pribadi)"][/caption]Bagi kebanyakan orang, Natal adalah peristiwa keagamaan. Adalah perayaan kelahiran Isa Al-Masih atau Yesus Kristus. Maka tidak mengherankan kalau di banyak tempat masih ada yang beranggapan bahwa Natal hanya boleh dirayakan oleh orang-orang kristen. Yang artinya para pengikut Yesus Kristus. Sedangkan orang lain haram merayakan, bahkan mengucapkan selamat hari natal saja dianggap haram.

Di Hong Kong, Natal identik dengan liburan. Karena liburan, maka juga menjadi musim berbelanja. Di beberapa toko memang ada yang memampangkan spanduk dengan tulisan "Merry Christmas", tetapi tidak jarang yang menuliskan "Happy Holiday". Nuansa libur akhir tahun jauh lebih terasa dibandingkan suasana menantikan kelahiran Yesus Kristus.

Atribut bukanlah yang utama

Penulis belum memahami, mengapa warna merah dan hijau menjadi ciri khas natal. Bahkan tanaman dengan daun berwarna hijau dan merah segera membanjiri seluruh penjuru kota sejak awal bulan Desember. Kemudian juga dibangunlah pohon cemara dengan berbagai hiasan yang indah, bahkan terlalu indah jika digunakan untuk merefleksikan kelahiran Yesus yang sangat sederhana. 

Hiasan lain yang seolah "harus ada" adalah gambaran seorang kakek tua berjanggut putih. Kakek ini harus gemuk, berpakaian mantol berwarna merah. Janggutnya putih panjang. pakai topi merah. Diceritakan atau dilukiskan bahwa kakek ini mengendarai kereta yang ditarik oleh rusa jantan. Di beberapa toko atau mall, dekorasinya disesuaikan dengan barang-barang yang dijual. Ada yang memasang boneka beruang, boneka donal bebek, dll. Lagu-lagu dengan ciri khas Natal juga sudah mulai berkumandang sejak akhir bulan November.

Melihat itu semua penulis semakin disadarkan bahwa perayaan Natal di sini telah menajdi sebuah perayaan budaya. Sebuah cara mengisi liburan di akhir tahun. Kesempatan bagi para pelaku usaha untuk mendapatkan untung yang sebesar-besarnya. Mereka tidak mengkaitkan hiasan-hiasan yang mereka pasang dengan peristiwa kelahiran Yesus. Bahkan ada komunitas Gereja yang membuat undangan perayaan Natal tetapi tidak menyertakan gamabr Yesus yang lahir. Yang dikedepankan adalah sosok artis yang akan mengisi acara natal tersebut. 

Merayakan kasih

[caption caption="Merayakan natal bersama pasien di rumah jompo"]

[/caption]Perayaan Natal sejatinya adalah mengenangkan Yesus yang lahir. Kelahiran Yesus adalah simbol yang kuat akan KASIH. Maka setiap perayaan Natal sangat pas jika menjadi ungkapan kasih, berbagi kasih. Sebuah panti jompo di Hong Kong, selalu mengadakan perayaan Natal bersama. Para penghuni panti jompo sebagian besar bukanlah orang Katolik atau Kristen, tetapi mereka selalu menantikan peristiwa tersebut.

Pengurus panti jompo bersama para volunteer sudah merancang acara dari jauh-jauh hari. Hadiah Natal dari para donatur juga sudah dikemas dengan rapi, dan semua mendapatkan jatah yang sama. Maka pada hari-H, setiap pasien didampingi oleh seorang volunteer. Dia disuapi, ditawari minum apa, diajak bernyanyi, dll. Hari itu menjadi hari di mana setiap pribadi ingin berbagi kasih.

Dalam perayaan itu memang ada doa pembukaan tetapi tidak ada khotbah, tidak ada renungan. Yang ada adalah berbagi kegembiraan, berbagi suka-cita. Baik volunteer maupun pasien sama-sama merasakan kasih, sama membagi kasih. 

Perayaan untuk semua

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun