Mohon tunggu...
Warisan Budaya Indonesia
Warisan Budaya Indonesia Mohon Tunggu... -

warisanbudayaindonesiaonline.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tari Yospan pada Mulanya

9 November 2014   03:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:17 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1415454338636931784

WARISAN BUDAYA INDONESIA – Orang Papua benar-benar kreatif. Konflik antara Indonesia dan Belanda terkait status kedaulatan Irian Barat pada tahun 1960-an lalu, tak cuma dipahami sebagai peristiwa politik. Kejadian itu ternyata mengilhami seniman setempat untuk menciptakan tarian baru bernama Pancar Gas. Ide dasarnya adalah manuver-manuver pesawat tempur yang memancarkan gas atau asap di angkasa Papua.

Ketika itu pihak Belanda, antara lain, memamerkan jet Neptune buatan Amerika. Sementara Indonesia, menjagokan pesawat MIG asal Rusia. Atraksi-atraksi akrobatik pesawat seperti jungkir balik di udara, atau gerakan seperti daun kering yang jatuh tertiup angin, diadopsi menjadi struktur utama gerakan Pancar Gas. Semula tarian ini hanya dikenal di Biak-Numfor juga Manokawari. Tetapi, seiring waktu, Pancar Gas juga memancar di berbagai daerah lainnya.

Seturut waktu pula, Pancar Gas kemudian digabungkan dengan tari Yosim yang berasal dari wilayah Teluk Saireri, Serui, Waropen. Secara umum kedua tari ini sebetulnya beda. Jika Pancar Gas terkesan kaku, gerakan Yosim cenderung lembut dan gemulai. Tari Yosim mengingatkan kita pada gerakan-gerakan dansa yang sangat populer di negeri orang. Meski begitu, Yosim dan Pancar Gas tetap bisa melebur menjadi tari baru, Yospan namanya.

Tarian kontemporer yang menjadi warisan budaya takbenda asal Papua ini dimainkan oleh dua kelompok. Kelompok pertama adalah para pemusik yang memainkan tifa, gitar, ukulele, bas dengan tiga tali yang terbuat dari serat daun pandan, serta kalabasa. Alat musik yang disebut terakhir dibuat dari labu kering yang diisi dengan manik-manik atau batu-atu kecil. Sedangkan kelompok kedua adalah para penari yang jumlahnya bisa enam orang atau lebih.

Tidak hanya jumlah penarinya, siapa saja memang boleh ikut berpartisipasi menjadi penari dadakan Yospan. Laki-laki boleh, perempuan silahkan. Yang tua tidak dilarang, yang muda tidak dibatasi. Yang penting, bisa mengikuti gerakan-gerakan yang diperagakan oleh para penari aslinya. Beberapa gerakan yang cukup populer pada tarian ini adalah pancar gas, gale-gale, jef, pacul tiga, seka dan lain-lain.

Inilah tari Yospan, sebuah karya kreatif orang Papua. Sekarang tari ini bukan cuma kondang di tempat asalnya, tapi juga terkenal dan digemari di banyak tempat, termasuk di negeri orang. (naskah dari berbagai sumber; foto dari tribunnews.com)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun