Mohon tunggu...
Warid Zul Ilmi
Warid Zul Ilmi Mohon Tunggu... Penulis - Peneliti dan Perencana Kota

Hallo selamat terhubung dengan saya dan mari kita diskusikan banyak hal tentang kota dan desa ! Saya senang menulis lebih senang lagi jika tulisan tersebut bisa didiskusikan bersama. Lets Connect https://www.linkedin.com/in/waridzulilmi/

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Desa Wisata dalam Menghadapi Krisis Iklim

10 Februari 2023   16:30 Diperbarui: 10 Februari 2023   23:29 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Wujud tata kelola kepariwisataan dengan pendekatan CBT menjadi antitesis dari GOM yang dikritik karena tidak mewujudkan beberapa dimensi seperti budaya, lingkungan dan politik, karena tidak ada yang lebih paham dari masyarakat itu sendiri terhadap pengetahuan desanya, wilayahnya sehingga potensi itu yang sangat besar untuk bisa eksplorasi secara luas. 

CBT akhirnya banyak dilakukan pendekatan untuk mengatasi berbagai persoalan, seperti kemiskinan sehingga muncul konsep Pro Poor Tourism Development (PPT) yang pada prosesnya ada upaya lebih dalam peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat seperti pembangunan Usaha Mikro Kecil Menengan (UMKM) atau memberikan peluang usaha melalui bisnis di bidang industri pariwisata. Selain secara tidak langsung ada perbaikan akses terhadap prasarana sarana dan utilitas seperti air bersih, listrik dan sistem persampahan serta pengelolaan air limbah di Desa. 

Pengelolaan kepariwisataan oleh orang muda dan banyak pemangku kepentingan di desa dengan melakukan pemberdayaan mulai dari perencanaan sampai pada tahan pelaksanaan pengembangan wisata. Dana Desa yang masuk menjadi salah satu sumber pendanaan dalam mewujudkan desa wisata, dan tentu skema pembiayaan lainnya sangat beragam. 

Pekerjaan rumah lainnya bukan hanya perlibatan orang muda, masyarakat desa dan skema pembiyaanya, melainkan orang muda tersebut mampu membawa pergeseran pemahaman yang lebih dalam menerapkan STD yang dapat meningkatkan sisi keberlanjutan alam dan keuntungan ekonominya karena berkelanjutan. 

Pengembangan wisata berkelanjutan di Desa wisata memiliki potensi yang besar, mulai dengan menggabungkan kegiatan konservasi dengan atraksi yang ditawarkan seperti menanam pohon, membuat kompos dan kerajinan tangan dari barang bekas, membuat sistem pengelolaan air limbah mandiri sebagai wisata edukasi, menyediakan makanan dan minuman asli yang ditanam dan diolah secara sederhana secara langsung serta penerapan energi ramah lingkungan seperti tenaga bayu, banyu, dan panel surya, juga banyak kegiatan lainnya yang bisa dimasukan ke dalam berbagai atraksi yang bisa di suguhkan di Desa.

Bahkan desa wisata dapat dijadikan laboratorium yang dapat menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan dan inklusif dalam pengembangan wisatanya terutama mereka yang desa wisatanya sudah dan ingin meningkatkan pengunjung mancanegara sehingga ketersediaan air, tempat tinggal, dan bebergai utilitasnya standar internasional yang berbasiskan pada teknologi ramah lingkungan. 

Mengapa dimungkinkan karena Desa Wisata sudah memiliki ekosistem bisnisnya sendiri dan dalam pembangunan dan penerapan teknologi ramah lingkungan dan berbagai kegiatan yang inovatif bisa direplikasi dengan skala kawasan namun dampaknya bisa sangat bisa dirasakan, mulai  dari pengurangan sampah wisata, pencegahan fungsi lahan yang berubah secara berlebihan, menjaga sumber air bersih minum yang tetap asri sampai penyediaan listrik dengan rendah karbon. 

Selain ada kearifan lokal unsur teknologi tepat guna harus bisa dimanfaatkan, Desa Digital mungkin sudah lebih dulu ada, tapi ketika kita membawa digitalisasi tersebut dalam kegiatan pariwisata maka akan menarik dan memperluas manfaatnya dalam meningkatkan awarness terhadap keberlanjutan lingkungan. 

Mungkin Krisis iklim pun bisa kita atasi dengan menerapkan berbagai hal yang bersifat menguatkan atau mendorong ekosistem bisnis tersebut ke arah bisnis yang lebih hijau, unsur rekreasi dan edukasi bisa secara bersamaan dan ampuh untuk memberikan contoh kepada warga dunia dalam mengatasi krisis iklim dengan cara-cara yang menyenangkan. Desa Wisata memiliki peran tersebut. 

Pembangunan desa wisata dalam menghadapi krisis iklim harus dilihat dari kacamata yang lebih luas lagi, bukan hanya menerapkan wisata berkelanjutan secara ekonomi dan lingkungan tapi bagaimana bisa beradaptasi terhadap kondisi iklim saat ini dan mencegah kerugian yang besar di masa depan.

Lalu bagaimana digitalisais pariwisata yang bisa kita terapkan dan sejauh apa berkontribusi dalam mengatasi krisis iklim dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat ? Menurut kalian seperti apa ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun