Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Sahur Ditemani Mantan Teroris

7 April 2023   09:17 Diperbarui: 7 April 2023   09:19 652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Medengarkan Podcast saat sahur (dok. pribadi).

Bukan. Ini bukan pengalaman duduk bersantap sahur bersama dengan mantan teroris. Melainkan makan sahur sambil menyimak podcast yang mengupas kisah pertaubatan mantan teroris.

Memutar dan mendengar podcast lewat smartphone jadi kesukaan baru saya sejak beberapa bulan terakhir. Biasanya itu saya lakukan malam hari menjelang tidur. Bergantian dengan mendengarkan siaran radio yang hingga sekarang masih saya nikmati.

Namun, pada Ramadan kebiasaan mendengar podcast menjelang tidur saya tinggalkan. Demi mendapatkan waktu tidur yang cukup, saya menggeser aktivitas menyimak podcast ke waktu sahur.

Ternyata sangat asyik. Dibanding menghidupkan TV yang acaranya semakin membosankan dengan talent yang itu-itu saja, menyimak podcast lewat jauh lebih baik. Konten podcast yang variatif membuat saya mudah menemukan materi yang sesuai selera dan kebutuhan. Tak sekadar hiburan, tapi yang utama juga memperoleh pengetahuan.

Salah satu podcast yang sering saya simak ialah "Berbeda Tapi Bersama" yang diasuh oleh Habib Jafar. Selama Ramadan podcast ini hadir dengan episode-episode baru yang cocok didengarkan sepanjang waktu, termasuk saat sahur. 

Sebab  waktu sahur bukan hanya kesempatan untuk memberi asupan makanan penuh energi bagi raga. Akan tetapi juga kesempatan untuk memberi asupan bergizi bagi rohani.

Episode yang berjudul "Dari Benci, Kembali Mencintai NKRI" saya tuntaskan kemarin. Durasinya yang panjang menemani saya mulai dari mempersiapkan makan sahur sampai selesai bersantap. 

Sepanjang sahur sambil menyimak podcast tersebut, banyak kekayaan informasi yang mengalir. Beberapa sudah saya tahu sebelumnya dari bacaan-bacaan, tapi kali ini penuturan langsung seorang mantan teroris memperjelas semuanya.

Hendro Fernando, seorang mantan napi teroris menceritakan bagaimana teroris dan manusia-manusia radikal bisa dibentuk dengan cepat. Melalui pengajian-pengajian yang diselenggarakan secara terbuka maupun eksklusif, doktrin radikal dan paham teror dicangkokkan ke dalam pikiran orang per orang.

Tak selalu berlangsung secara tertutup, menurut Hendro aktivitas penanaman paham radikal di Indonesia sebenarnya tidak sulit dicermati. Sebab beberapa kelompok kadang melakukannya melalui pertemuan-pertemuan di tempat ibadah. Topik hijrah, jihad, dan status negara sering dijadikan pintu masuk untuk mengarahkan pengikut pengajian memasuki ideologi teror.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun