Hijrah ke desa dan menjalani hidup sebagai petani bisa ditempuh sebagai proses "healing" sekaligus menata ulang dirinya. Aktivitas menanam padi di sawah, menumbuhkan palawija di ladang, atau merawat anggrek di rumah akan sangat menenangkan.
Siapa tahu kehidupan Pak Ferdy Sambo sebagai petani di desa nanti justru menginspirasi banyak orang. Aktivitasnya bercocok tanam bisa diabadikan lewat video dan foto yang dibagikan di media sosial. Bisa pula sekaligus menjadi youtuber dengan konten seputar kehidupan petani desa. Siapa tahu Pak Ferdy Sambo bisa menyamai Dianxi Xiaoge, seorang "youtuber agraris" asal Tiongkok.
Kelima, menjadi politisi.Â
Rasa kecewa dan sedih Pak Ferdy Sambo karena dipecat sebagai polisi bisa teralihkan dengan menjadi politisi. Paling tidak susunan huruf "polisi" dan "politisi" tidak berbeda jauh.
Oleh karena itu, jangan heran jika beberapa tahun mendatang Pak Ferdy Sambo masuk sebagai anggota partai politik. Itu tidak terlarang dan bukan tabu di Indonesia. Bukan hal baru jika mantan napi pelaku kejahatan melanjutkan karirnya di dunia politik. Bahkan, mantan koruptor pun diberi karpet merah untuk menjadi politisi dan wakil rakyat. Tidak perlu SKCK dan tidak harus rekam jejak yang bersih.
Seorang Ferdy Sambo tentu sangat seksi di mata partai politik. Itu sebabnya semenjak kasus pembunuhan Yosua terungkap, para politisi lebih memilih diam. Sedikit di antaranya bahkan terkesan membela.
Hal itu dilakukan karena pada dasarnya Ferdi Sambo memiliki potensi dan sumber daya politik yang menjanjikan. Dengan tidak mengecam Ferdy Sambo, para politisi atau partai polirik itu pada dasarnya sedang menjaga peluang untuk menarik yang bersangkutan.
Tentu saja, opsi bergabung dengan partai politik sangat menjanjikan bagi Ferdy Sambo. Sebab dunia politik memungkinkannya merebut kembali kuasa dan pengaruh yang hilang seiring terlucutinya seragam dan tanda bintang dari badannya.
Jadi, dipecat dari kepolisian bukan akhir segalanya. Dunia pada dasarnya belum akan berakhir bagi Ferdy Sambo.