set top box (STB) pada awal 2020, tujuan saya sederhana. Yakni demi bisa menonton TVRI lagi. Sebab saat itu TVRI sedang mulai rajin menyiarkan siaran langsung turnamen bulutangkis.
Ketika membeli satuNamun, tiba-tiba siarannya lenyap begitu saja dari layar TV di Yogyakarta. Semula saya mengira hanya sementara. Mungkin karena antena yang bergeser tertiup angin sehingga arahnya tak lagi mampu menangkap siaran TV seperti biasa.
Akan tetapi beberapa rekan dan tetangga ternyata mengalami hal serupa. Sedangkan antena tampaknya baik-baik saja. Tidak rusak, tidak pula bergeser. Buktinya sejumlah chanel TV masih bisa ditangkap dengan baik. Hanya TVRI dan beberapa chanel yang mendadak hilang.
Setelah mencari tahu, termasuk menelurusi lewat media sosial dan membaca beberapa artikel, baru saya mengerti bahwa saat itu TVRI telah lebih dulu memulai transisi ke siaran digital. Akibatnya di beberapa daerah, siaran TVRI hanya bisa ditangkap oleh TV digital.
Akhirnya saya putuskan membeli STB karena TV saya belum dilengkapi dengan perangkat penangkap sinyal digital. Lewat salah satu marketplace saya memesan satu STB dengan merek yang lumayan "pasaran". Artinya di marketplace merek ini paling mudah ditemukan dan telah banyak pembeli yang memberikan review positif.
Setelah pesanan STB tiba saya langsung memasangkannya dengan TV. Tutorial memasang STB yang saya lihat di youtube sangat mudah untuk diikuti.
Segera layar TV berubah menjadi lebih ramai. Sekitar 20 channel tertangkap siarannya lewat saluran digital. Buka hanya TVRI yang kembali bisa saya tonton, beberapa chanel baru juga ditangkap.
Semuanya dalam kondisi yang lebih jernih. Beberapa diantaranya dalam format HD. Ternyata benar adanya bahwa teknologi digital menghadirkan kualitas tayangan yang jauh lebih baik dari siaran terestrial TV analog.
Kesan dan pengalaman pertama itu kemudian mendorong saya membeli STB kedua untuk dikirimkan ke orang tua di kampung halaman. Saya membelinya dari marketplace yang berbeda. Mereknya pun tidak sama. Sengaja saya ingin membandingkan kualitas antara STB.
Satu perangkat STB itu pun diterima oleh orang tua. Namun, ada kesulitan yang dihadapi. Karena pandemi Covid-19 saya tak bisa segera pulang untuk memasangkan STB tersebut. Meminta orang tua untuk mempelajari cara memasang STB pun tidak mudah. Meski mereka familiar dengan youtube, tapi benda bernama set top box ternyata masih asing bagi sebagian masyarakat yang tinggal di desa.
Ketika saya mulai menjelaskan tentang STB, orang tua justru menganggapnya sebagai "booster". Kata orang tua, buat apa saya mengirimkan "booster"? Sebab di rumah sudah ada booster yang terpasang sejak lama.