Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Para "Manusia Aneh" dan Seorang Ibu yang Meminta Hand Sanitizer di Bilik ATM

21 Januari 2022   12:45 Diperbarui: 21 Januari 2022   13:01 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hand sanitizer (dok.pribadi).

Banyak orang ingin pandemi Covid-19 segera berakhir, tapi tak mau bekerja sama menuntaskan pandemi. Ingin virus Corona mati, tapi malas pakai masker dan cuci tangan. Mereka adalah "manusia aneh".

Mendapatkan respon kurang baik ketika mengingatkan orang lain untuk menggunakan masker atau mencuci tangan kerap saya alami. Dimaki atau diejek pun pernah. Bukan hanya sekali, tapi beberapa kali.

Tidak hanya dulu ketika Covid-19 masih tergolong baru, tapi hingga detik ini pun masih saya jumpai golongan "manusia aneh" yang ambivalen. Saya sebut "manusia aneh" karena orang-orang ini sangat gemar mengeluh dan marah pada pandemi yang kelamaan. Namun, pada saat yang sama mereka tidak mau diajak bekerjasama untuk mengakhiri pandemi.

Mereka ingin pandemi cepat selesai karena bosan dengan keadaan. Anehnya mereka malas menggunakan masker dan membersihkan tangan. Mereka menganggap protokol kesehatan sebagai "beban hidup" yang tak perlu dipikirkan dan dilaksanakan.

Jadi, entah mereka mau mengakui dan menyadari atau tidak, sebenarnya pandemi menjadi berlarut-larut justru karena ada sumbangsih perilaku mereka.

Aneh, tapi nyata. Orang-orang yang tergolong "manusia aneh" cukup banyak di sekitar kita. Lebih memprihatinkan lagi beberapa di antara mereka merupakan kaum terpelajar yang mestinya mampu memahami fungsi masker dan manfaat mencuci tangan.

Ada pula yang pernah terpapar Covid-19 dan merasakan kesakitan, tapi setelah sembuh belum juga tampak perbaikan pada cara pikir dan perilakunya. Padahal, pengalaman terpapar Covid-19 mestinya bisa membangkitkan kesadaran seseorang untuk lebih peduli pada dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Ia bisa menjadi "duta prokes" lewat kesehariannya. Tidak terlalu menjadi masalah kalau belum bisa menjadi teladan bagi orang lain. Minimal, ia bisa menjadi contoh bagi diri sendiri.

Apa boleh buat. Manusia di dunia ini memang beragam. Oleh karena beragam itulah beberapa hari lalu saya bertemu dengan seorang ibu yang membuat saya terkesan sekaligus lega. Bertemu dengannya menunjukkan bahwa dunia ini tidak hanya diisi oleh para "manusia aneh".

Kejadiannya berlangsung siang menjelang sore di bilik ATM. Kebetulan situasi tidak terlalu ramai sehingga beberapa mesin ATM bisa dipilih dengan leluasa. Saya pun memilih mesin tarik tunai yang berada tepat di seberang pintu masuk.

Sebelum menggunakan ATM saya sempatkan membersihkan keypad dan layar sentuh mesin ATM dengan tisu basah. Sedangkan botol hand sanitizer yang telah dipakai sebelumnya untuk membersihkan tangan saya letakkan di atas mesin ATM.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun