Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Tak Perlu Menunggu Omicron

4 Desember 2021   15:41 Diperbarui: 4 Desember 2021   21:46 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pandemi Covid-19 menjadikan masker dan protokol kesehatan sebagai bagian dari cara hidup sehari-hari (dok. pribadi).

Suatu hari saya memasuki sebuah tempat yang di pintu masuknya harus memindai QR Code PeduliLindungi, tapi tiba di dalam situasinya tak terkontrol. Beberapa kali saya juga menemukan petugas apotek yang tidak menggunakan masker. 

Pada lain hari ada mobil aparat membagikan masker, tapi petugas yang membagikan justru menurunkan maskernya. Kasir-kasir di minimarket juga tampak sudah malas menggunakan masker. 

Sedangkan di kampung-kampung, Covid-19 telah menjadi mitos yang diakui menakutkan, tapi tidak dianggap serius. Mereka lupa bahwa beberapa tetangga telah menjadi korban sebelumnya.

Oleh karena itu, munculnya varian Omicron menjadi pengingat bahwa ancaman Covid-19 belum berakhir. Protokol kesehatan tetap diperlukan dan wajib diterapkan secara ketat. Apalagi varian baru dari benua Afrika ini diperkirakan 5 kali lipat lebih mudah menular.

Memang belum ada bukti yang cukup bahwa varian ini menimbulkan keparahan yang lebih ganas. Namun, bukankah dulu kita juga bersikap sama terhadap varian Delta? Menganggap varian delta hanya menimbulkan gejala ringan, ternyata menimbulkan kepanikan global.

Kita berharap varian Omicron tidak akan menambah nestapa dan kekelaman lagi. Namun, semuanya tergantung kita.

Jika ingin Covid-19 terus turun, maka masker harus tetap naik. Kalau tidak ingin varian-varian baru terus bermunculan, maka kita jangan memberi kesempatan virus ini berkembang.

Harus disadari bahwa adanya varian-varian virus Covid-19 tak lepas dari andil manusia. Sebab virus bermutasi seiring penyebaran dan penularannya. Semakin manusia tidak patuh menerapkan protokol kesehatan, semakin mudah virus menyebar dan menginfeksi. Dan saat itulah virus bermutasi.

Jadi, kalau ada yang berpikir bahwa Covid-19 adalah konspirasi atau kreasi manusia, itu ada benarnya. Covid-19 terus menjadi ancaman karena manusia yang berkonspirasi dengan perilaku-perilaku buruknya sendiri yang memudahkan virus berkembang. 

Pandemi Covid-19 terus berkepanjangan karena kita belum cukup sadar untuk mengakhirinya.

Oleh karena itu, jangan menunggu munculnya varian-varian baru untuk waspada. Sebab saat varian itu telah muncul, bisa jadi kita telah terlambat seperti pengalaman yang lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun