Buah-buahan tersebut selain mencukupi kebutuhan vitamin dan mineral, juga saya manfaatkan untuk "melawan" gejala kehilangan penciuman dan perasa yang saya alami. Sebab ketika saya tidak bisa membaui dan mencecap berbagai makanan, aroma dan rasa jeruk ternyata masih bisa sedikit terlacak.
Air Lemon dan Jus Buah
Sesekali saya meminum air lemon dan jus buah. Tidak setiap hari. Seingat saya selama isoman hanya 3 kali saya meminum air lemon dan jus buah. Saya menyesuaikannya dengan kondisi.Â
Jika merasa sudah cukup mengkonsumsi buah dan sayur, maka saya tidak akan meminum air lemon dan jus buah. Lagipula lemon harganya mahal dan saya sudah rutin mengkonsumsi vitamin C 500 mg.
Sayuran, Tahu, dan Tempe
Secara umum selera dan pilihan makanan saya tidak banyak berubah selama isoman. Meski sempat mengalami penurunan nasfu makan pada hari-hari pertama, saya tetap berusaha menikmati menu yang ada.
Sebagai penikmat sayur yang menyukai menu berkuah, saya tidak mengalami kesulitan ketika harus menyantap sayur bening, sayur asem, dan sop selama 15 hari berturut-turut.Â
Sebab makanan itu sudah akrab di perut saya. Ketika direkomendasikan untuk banyak menyantap sayur bening dan sop, saya menikmatinya dengan lahap seperti biasa.
Sama halnya ketika harus memperbanyak asupan protein. Telur, tahu, dan tempe menjadi lauk yang paling sering saya santap bersama nasi dan sayur.Â
Ketika bosan dengan telur, pilihan saya ialah memperbanyak konsumsi tahu atau tempe. Tidak harus sebagai lauk, kadang tahu dan tempe goreng saya jadikan cemilan selama isoman.
Vitamin C dan D
Vitamin sebenarnya bisa didapatkan secara mudah dari sayur dan buah. Namun, saya tak tahu pasti apakah kebutuhan vitamin selama isoman sudah tercukupi sepenuhnya dari banyak sayur dan buah yang saya konsumsi.
Oleh karena itu, saya memilih melengkapinya dengan mengkonsumsi suplemen vitamin C dan D. Untuk vitamin C saya mengkonsumsi 1 tablet vitamin C 500 mg setiap hari.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!