Cerita ini bukan untuk mengarahkan orang mengkonsumsi makanan dan minuman tertentu. Bukan ditujukan untuk mempromosikan produk atau brand tertentu. Setiap pasien Covid-19 kemungkinan memiliki gejala berbeda dan memiliki kebutuhan tidak sama. Setiap obat juga memiliki peruntukkan dan target tersendiri.
Pengalaman dan pelajaran saya selama menjalani isolasi mandiri mungkin berbeda dengan pasien Covid-19 lainnya. Terutama dalam hal apa yang  dikonsumsi. Walau demikian pengalaman ini bisa menjadi informasi pembanding.
Lima belas hari menjalani isoman mendorong saya untuk lebih memperhatikan makanan, minuman, dan suplemen yang baik bagi tubuh.Â
Beberapa kebiasaan lama yang kurang baik mau tidak mau ditinggalkan. Sementara kebiasaan baik yang sudah lama dijalani disesuaikan ulang dengan kondisi tubuh yang sedang terserang Covid-19.
Selama isoman tubuh saya mendapat asupan berbagai minuman, makanan, hingga suplemen. Rata-rata bukan jenis yang baru saya cecap sehingga lidah dan perut saya lumayan bisa menerimanya dengan baik.
Air Putih
Kalau ada istilah atau kategori superfood dan superdrink, menurut saya air putih harus diletakkan di puncak kategori tersebut. Alasannya jelas. Hampir semua reaksi biokimia dalam tubuh membutuhkan air.Â
Makanan tidak akan bisa dicerna dan diserap dengan baik jika tubuh kekurangan air. Demikian pula obat, vitamin, dan suplemen, sulit bereaksi optimal jika kebutuhan air tidak terpenuhi.
Selama menjalani isoman saya tidak menghitung konsumsi air putih setiap hari. Akan tetapi dipastikan jumlahnya lebih banyak dari yang biasanya saya teguk.
Seperti halnya mencuci tangan yang saya lakukan sesering mungkin, maka setiap ada kesempatan minum air putih saya pun memanfaatkan untuk memberi cairan ke tubuh. Tidak mesti dalam jumlah banyak sekaligus.Â
Setengah gelas air putih pada setiap kesempatan bisa membuat tubuh merasa nyaman.
