Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Pilihan

Kemarin Adik Kami Meninggal karena Covid-19, Dia Tidak Diendorse

9 Juli 2021   08:44 Diperbarui: 9 Juli 2021   08:50 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemakaman | dok. pribadi.

Tiba-tiba kabar itu datang dan sangat cepat kabar itu berubah.

Senin, 28 Juni 2021, Bu De memberi tahu bahwa adik sepupu kami telah terkonfirmasi positif Covid-19. Bukan ia seorang, melainkan bersama suaminya. Mereka dirawat di sebuah rumah sakit di Surakarta. Namun, kondisi adik sepupu kami memburuk sehingga harus dipindahkan ke ruang ICU.

Kaget, sedih, dan cemas segera melingkungi kami. Aliran doa disampaikan. Suara lirih penuh pengharapan terucap lewat telepon. Di grup percakapan keluarga semua berusaha saling menguatkan. 

Sampai kemudian semua menjadi muram pada Selasa, 29 Juni 2021. Beberapa panggilan telepon terlewatkan. Baru beberapa menit kemudian terbaca sebuah pesan. Adik sepupu kami telah tiada pada pukul 10.10 WIB.

Gemetar saya membacanya. Darah seperti mendidih, tapi lemas sekali rasanya. Terdiam tanpa sanggup membalas pesannya. Tak tahu harus mengetik kalimat apa. Grup percakapan keluarga pun senyap. Mungkin semua sedang merasakan yang sama.

Segera terbayang bahwa kami tak bisa berkumpul untuk melihat wajah adik kami dan mengantarnya ke pemakamannya. Tak bisa kami berbagi pelukan dan berdoa bersama. Apa yang kami lihat di TV tentang pemakaman jenazah Covid-19 dan pilu keluarga yang tak bisa menyertai ke liang kubur ternyata sedang kami rasakan.

Baru sekitar satu jam kemudian kami saling mengabarkan. Terutama soal pengurusan jenazah dan persiapan pemakaman.

Kami menyiapkan diri untuk menerima bahwa prosesnya tidak akan cepat. Kami sadar ambulan terbatas. Para petugas pengurus jenzah dan pemakaman pun harus bergantian mengurus yang lain. Maka baru sore hari semuanya tampak jelas bagi kami.

Awalnya jenazah akan dihantarkan ke pemakaman dengan ambulans pukul 16.00. Selanjutnya proses pemakaman akan diselenggarakan oleh petugas Satgas Covid-19. Kalau ada sedikit hal yang melegakan ialah bahwa pemakaman almarhumah bisa dilakukan di kampung halamannya. Tak ada penolakan dari warga.

Namun, jelang pukul 16.00 sesuatu yang lain terjadi. Pemberangkatan jenazah harus tertunda. Pemakamannya pun diundur menjadi malam hari. Sebab unit ambulan yang sedianya dipakai mengalami gangguan mesin.

Maka dimulailah jam-jam penuh ketidakpastian. Sementara pihak rumah sakit menyiapkan unit ambulan lain, perwakilan keluarga di Solo pun berusaha mencari ambulan dari luar rumah sakit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun