Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Takdir Shin Tae Yong Melatih Tim Terburuk di Kualifikasi Piala Dunia

13 Juni 2021   08:06 Diperbarui: 13 Juni 2021   08:14 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Shin Tae Yong | dok. PSSI.

Dengan kata lain Shin Tae Yong perlu bersusah payah lebih dulu untuk membenahi aspek mendasar tentang sepakbola yang ternyata belum dikuasai oleh kebanyakan pemain Indonesia. Seolah para pemain tersebut tak pernah berlatih dengan benar di klubnya masing-masing.

Pekerjaan Shin Tae Yong sebagai juru latih Timnas Indonesia mungkin merupakan misi paling sulit yang pernah dihadapinya selama menjadi pelatih. Kondisinya semakin sulit karena ia bekerja di bawah federasi yang tak cukup baik menjalankan peran dan fungsinya. Sekadar untuk menyediakan pusat pelatihan Timnas pun PSSI tak mampu. Anehnya, dengan level organisasi yang rendah tersebut PSSI justru selalu mematok target yang tinggi.

Sementara itu klub-klub dan kompetisi Liga Indonesia yang disebut sebagai liga profesional, dalam praktiknya hanya bersifat semiprofesional. Kebiasaan, pola latihan dan permainan di klub ternyata belum mampu melahirkan pemain yang memadai untuk berprestasi bersama Timnas.

Pada saat yang sama para pemain yang terlanjur dimanjakan dengan "kenyamanan" di klub menjadi kurang memiliki motivasi ketika berseragam Timnas. Berulang kali Shin Tae Yong mengkritik daya juang pemain Timnas yang kurang. Baginya para pemain Timnas mestinya bermain dengan semangat siap mati demi negara.

Kini Shin Tae Yong dan Timnas akan segera kembali ke tanah air. Lagi-lagi tak ada waktu istirahat. Sebagai pelatih Timnas tersibuk di dunia, Shin Tae Yong hastu bersiap meloncat lagi ke kamar ganti Timnas Sea Games dan Piala AFF. Namun, ia terlebih dahulu akan menjalani "sidang" di hadapan para pejabat PSSI. Kita tunggu apakah evaluasi oleh PSSI akan berpihak pada Shin Tae Yong ataukah kembali akan muncul gesekan di antara keduanya.

Sebab menurut Shin Tae Yong butuh waktu paling cepat 5-10 tahun bagi Timnas Indonesia untuk bisa bersaing dan berprestasi lebih baik. Syaratnya Indonesia harus menjalani prosesnya secara berkesinambungan.

Sikap realistis Shin Tae Yong tersebut bisa jadi akan sulit diterima oleh banyak pihak, terutama PSSI. Jika PSSI mematok harga mati untuk juara secepatnya, maka jangan kaget jika tiba-tiba mendengar kabar PSSI dan Shin Tae Yong bubar jalan lebih cepat dari kontraknya yang berdurasi 4 tahun.


Tak perlu kaget karena meski kita sering mendengungkan jargon "percaya proses", tapi dalam hati sebenarnya kita menuntut agar "prosesnya jangan lama-lama".

Begitulah takdir Shin Tae Yong sekarang bersama Timnas Indonesia. Dari pelatih Piala Dunia, kini ia menjadi pelatih tersibuk di tim terburuk di kualifikasi Piala Dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun