Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

ATM itu Fasilitas Publik, Jangan Membuat Orang Lain Menunggu Lama!

13 April 2021   08:29 Diperbarui: 13 April 2021   08:39 820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anjungan Tunai Mandiri (ATM) | dok. pribadi.

Tiba di gerai ATM dan ternyata penuh. Lalu antre dan harus menunggu lama sampai orang di depan selesai bertransaksi. Apa yang saya alami dan jumpai sore kemarin (12/4/2021) barangkali bisa jadi renungan atau pelajaran bersama.

Bisa dipahami bahwa menjelang Ramadan, orang-orang merasa perlu mengambil sejumlah uang dari tabungannya guna memenuhi kebutuhan selama puasa. Maka saya maklum ketika di bank sore itu menjumpai beberapa orang sedang antre di luar gerai ATM. Mereka pasti hendak menunggu giliran untuk menarik tunai, setor tunai, cek saldo, transfer atau melakukan transaksi lainnya.

Saya pun punya maksud yang sama. Ingin menarik tunai agar ada pegangan karena mengandalkan sepenuhnya pada saldo uang elektronik atau kartu debit masih terlalu riskan sebab belum semua tempat jual beli menerima pembayaran nontunai.

Pada kedatangan pertama saya putuskan untuk tidak ikut antre. Saya meninggalkan lokasi dan menuju swalayan yang tak jauh dari lokasi untuk membeli beberapa kebutuhan. Harapannya saat kembali lagi ke gerai ATM beberapa menit kemudian, antrean sudah berkurang.

Perkiraan saya mendekati kebenaran. Saat tiba kembali ke gerai ATM, antrean sudah berkurang. Saya hanya menunggu sebentar sebelum masuk ke dalam gerai ATM yang AC-nya superdingin.

Di dalam ada beberapa mesin ATM. Dua di antaranya untuk memfasilitasi setor tunai. Saya sendiri akan menggunakan mesin tarik tunai.

Semua mesin masih sedang digunakan oleh orang-orang untuk urusannya masing-masing. Dinginnya suhu di dalam gerai ATM membuat saya nyaman pada awalnya. Tak masalah harus menunggu satu orang sampai ia menyelesaikan transaksinya. Sementara beberapa orang lain telah ikut masuk ke dalam gerai dan menunggu giliran di mesin ATM lain.

Rasa kurang nyaman mulai saya dapati ketika satu orang di depan saya ternyata tak kunjung beranjak. Beberapa kali suara mesin ATM terdengar tanda transaksi tarik tunai sebenarnya sudah selesai. Namun, ia kembali bertransaksi. Terdengar suara tombol kembali dipencet. Menu-menu transaksi dipilih lagi.

Saat saya merasa transaksinya sudah selesai, ternyata saya salah duga. Lagi-lagi ia sibuk untuk kesekian kalinya. Barangkali ia perlu menarik uang dalam jumlah besar. Sementara setiap kali tarik tunai, mesin ATM membatasi nominalnya. Sehingga ia harus beberapa kali melakukan tarik tunai sampai jumlahnya pas sesuai yang dibutuhka

Namun agaknya ia tak bertransaksi tarik tunai saja. Sempat saya memiringkan kepala demi bisa melihat panel transaksi pada layar ATM. Sepertinya ia juga melakukan transfer atau transaksi pembayaran lain.

Hampir 15 menit saya menunggu giliran. Sementara mesin ATM di sebelah telah dua kali berganti pengguna. Sampai akhirnya penantian saya berakhir. Orang di depan saya berbalik badan lalu melangkah keluar dari gerai. Segera saya maju mendekat ke mesin ATM. Menyemprot tombol dan layarnya dengan hand sanitizer lalu membersihkannya dengan tisu basah yang saya bawa. Selanjutnya saya menunaikan kebutuhan. Mengambil sejumlah uang, mengakhiri transaksi, kemudian pulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun