Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Skenario Terburuk, Indonesia Butuh 10 Tahun untuk Tangani Pandemi Covid-19

8 Februari 2021   08:21 Diperbarui: 8 Februari 2021   17:49 917
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi mendapat suntikan dosis kedua vaksin Covid-19 (foto: BPMI Setpres).

Penting bagi pemerintah, dalam hal ini Presiden Jokowi untuk tidak reaktif, apalagi mengelak terhadap hasil proyeksi angka 10 tahun. Sebab proyeksi tersebut merupakan gembaran dari data dan fakta di Indonesia sendiri.

Sikap Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko yang menantang Bloomberg untuk belajar ke Indonesia menunjukkan sikap pemerintah yang kurang terbuka terhadap masukan dalam penanganan pandemi. Indonesia mestinya belajar dari kesalahan ketika meremehkan hasil proyeksi Harvard University pada Februari 2020 yang menyebutkan Corona telah masuk ke Indonesia lebih awal. Saat itu Pemerintah Indonesia mengelak atas data yang disodorkan. Bukannya menjadikan proyeksi sebagai peringatan dini, pejabat-pejabat Indonesia justru melontarkan argumen yang kurang ilmiah soal kekuatan doa masyarakat Indonesia bisa mencegah Corona.

Akibatnya ketika Corona ternyata benar-benar masuk ke Indonesia, pemerintah telah terlambat sekian langkah untuk mencegah penyebarannya.


Proyeksi tentang vaksinasi dan herd immunity yang dipaparkan oleh Bloomberg perlu dijadikan sebagai skenario terburuk. Bukan untuk diterima sebagai hasil akhir, skenario terburuk "10 tahun" justru harus dijadikan target untuk dilawan. Caranya dengan mengupayakan skenario terbaik vaksinasi.

Anggaplah bahwa target vaksinasi 1 juta dosis per hari yang ditetapkan Presiden Jokowi sebagai skenario terbaik. Maka dengan memanfaatkan kalkulator Bloomberg, bisa dihitung peningkatan kapasitas vaksinasi harian yang harus diupayakan Indonesia agar vaksinasi Covid-19 bisa selesai dalam 12-15 bulan.

Memang Indonesia harus bekerja sangat keras untuk meningkatkan rerata vaksinasi yang saat ini masih berkisar 50.000-60.000 dosis per hari menjadi 1 juta dosis per hari. Akan tetapi itulah yang perlu dilakukan agar skenario terburuk "10 tahun" bisa dipatahkan.

Oleh karenanya keterbatasan tempat penyimpanan vaksin di daerah seperti yang diungkap oleh Menteri Kesehatan beberapa waktu lalu harus secepatnya ditangani. Tidak cukup hanya dengan menyiapkan tempat penyuntikan dan tenaga vaksinator, tetapi juga peningkatan kapasitas rantai dingin, termasuk fasilitas penyimpanan vaksin. Dengan demikian vaksinasi Covid-19 bisa ditingkatkan.

Perbandingan proyeksi vaksinasi Covid-19 di sejumlah negara, termasuk Indonesia (The Straits times).
Perbandingan proyeksi vaksinasi Covid-19 di sejumlah negara, termasuk Indonesia (The Straits times).
Indonesia juga harus melakukan penguatan mitigasi bencana untuk mengantisipasi bencana  alam yang diperkirakan meningkat pada tahun ini. 

Rentetan bencana alam yang terjadi selama 2 bulan pertama pada 2021 mengindikasikan adanya tantangan tambahan yang tidak ringan dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19. Kejadian bencana di banyak daerah bisa menghambat target vaksinasi.

Kabar baiknya ialah BPOM telah mengeluarkan izin pemberian vaksin bagi penduduk lansia. Mulai 8 Februari 2021, vaksin Covid-19 akan disuntikkan kepada lansia di Indonesia dengan prioritas pertama tenaga kesehatan berusia di atas 60 tahun.

Langkah ini sangat penting karena percepatan vaksinasi pada lansia selain akan lebih melindungi kelompok rentan, juga menambah cakupan vaksinasi Covid-19. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun