Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Eiger yang Terlalu Tinggi Memandang Langit, Lalu Gagal Melihat Dunia

29 Januari 2021   09:58 Diperbarui: 30 Januari 2021   05:56 5535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Pexels dari Pixabay

Di era digital, konsumen merupakan komunikator pemasaran paling produktif dan efektif. Para pembelanja milenial bukan konsumen yang pasif, apalagi mudah dikendalikan. Besar atau kecil uang yang dibelanjakan, mereka menciptakan pengaruh yang lebih besar nilainya dari sekadar harga produk yang dibeli atau direview.

Pertama-tama, sebagai anggota komunitas Perhimpunan Nama Hendra Sedunia (PNHS), saya ingin menegaskan bahwa Hendra yang dalam 24 jam terakhir viral di media sosial bukanlah saya. Bahwa Hendra yang namanya terseret dalam pusaran kontroversi Eiger bukan mewakili perhimpunan. Lagipula perhimpunan yang dimaksud belum jelas juga.

Kedua, berdasarkan hasil pengamatan di media sosial hari ini, Eiger tertangkap basah menebar promo dan diskon "Pay 1 For 2". Promo tersebut berlaku untuk 29-31 Januari 2021. Pengumuman promo diunggah hampir serempak di berbagai akun instagram Eiger store di berbagai kota.

Menarik sekali karena munculnya promo dan diskon tersebut hanya berselang 24 jam setelah Eiger dibuat babak belur oleh warganet.

Gara-garanya Eiger melayangkan surat keberatan kepada salah seorang reviewer yang dianggap kurang memuaskan dalam mengulas produk Eiger. Selain keberatan, Eiger juga meminta sang reviewer menghapus video ulasannya.

Apakah promo dan diskon ini semacam penebusan dosa dan rayuan maaf dari Eiger?

Promo Eiger setelah dihajar warganet (IG Eiger Jakal, Yogyakarta).
Promo Eiger setelah dihajar warganet (IG Eiger Jakal, Yogyakarta).
Ketiga, pandemi Covid-19 yang memberikan cekaman hebat pada roda ekonomi dan bisnis bisa dipahami telah mendatangkan masalah bagi banyak perusahaan dan entitas bisnis. Cekamannya semakin memburuk mengingat pandemi yang tak kunjung usai. Sementara aktivitas traveling, petualangan dan kegiatan lainnya yang menjadi ceruk Eiger mengalami penurunan hebat.

Semua kekusutan tersebut sepertinya telah membuat Eiger gagal melihat jalan keluar. Eiger yang terlanjur insecure akibat cekaman pandemi gagal merespon review dari konsumen. Belum tentu review itu negatif, Eiger malah menambahkan cekaman baru untuk mereka sendiri.

Keempat, Eiger memang telah meminta maaf usai mengetahui mereka sudah terjengkang ke dalam lembah keberisikan publik dan warganet. Eiger mengakui bahwa protes yang dilayangkan kepada sang reviewer merupakan kesalahan. Walau demikian, kontroversi dan kesalahan yang dibuat Eiger telah memperlihatkan kegagalan Eiger dalam melihat dunia saat ini.

Eiger seperti pendaki yang terpukau pada fatamorgana puncak gunung sehingga terlalu tinggi memandang langit. Akibatnya ia gagal dan lupa untuk melihat dunia di sekelilingnya yang sebenarnya lebih penting untuk dipahami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun