Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

2 Kelompok Anti-vaksin di Indonesia, Siapa Mereka?

22 Desember 2020   08:19 Diperbarui: 28 April 2021   11:06 941
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mau divaksin? (dok. pri).

Sub kelompok lainnya ialah mereka yang berpegang pada pemahaman agama. Walau demikian gerakan mereka semua pada dasarnya satu, yakni menentang vaksin.

Kelompok kedua ialah penentang vaksin yang muncul sebagai bagian dari isu tertentu. Di Indonesia kelompok anti-vaksin ini cukup khas karena didasari sentimen yang berangkat dari dinamika politik, sosial, dan budaya.

Mengapa harus dari China?

Pertanyaan tersebut merupakan salah satu premis utama kelompok ini. Dengan kata lain, secara khusus penolakan terhadap vaksinasi Covid-19 di Indonesia digerakkan oleh sentimen anti-china. Sebab vaksin Sinovac yang akan digunakan di Indonesia didatangkan dari negeri tirai bambu.

Mereka yang sering melancarkan propaganda "anti-aseng" dan "anti-komunis" jadi salah satu penyokong kelompok anti-vaksin ini.

Untuk sementara kelompok ini menjadikan isu keamanan dan kehalalan sebagai dasar penolakan terhadap vaksin. Akan tetapi itu hanya kedok. Sebab meskipun nantinya vaksin terbukti aman dan halal, kelompok ini tetap akan menolaknya.

Di luar dua kelompok utama gerakan anti-vaksin tersebut ada satu kelompok lain, yakni kelompok penentang vaksinasi wajib. Suara mereka tidak mengkampanyekan penolakan terhadap vaksin secara keseluruhan, tapi menolak keharusan setiap orang untuk disuntik vaksin. Bagi mereka vaksinasi wajib adalah pengekangan sekaligus penguasaan terhadap tubuh manusia, sehingga harus ditolak.

Menjadi tantangan tersendiri untuk meredam atau melawan resonansi kelompok-kelompok anti-vaksin. Apalagi di Indonesia yang dalam beberapa tahun ini terjadi penguatan sentimen, termasuk sentimen kepada pemerintah.

Baca: Para Anti Vaksin, Memangnya Punya Solusi Apa?

Oleh karena itu, himbauan Presiden Jokowi pada 18 Desember 2020 agar ruang-ruang digital diisi dengan dengan hal positif perlu juga dimaknai khusus terkait perlawanan terhadap gerakan anti-vaksin. Sebab gelombang penolakan terhadap vaksi disebarkan melalui informasi-informasi di jagat virtual. Media sosial jadi saluran utama bagi kelompok anti-vaksin untuk menyebarkan pengaruhnya.

Menjadi tugas setiap warga negara yang baik untuk membantu pemerintah dengan mendorong kepercayaan masyarakat terhadap vaksinasi Covid-19. Tentu saja syaratnya ialah vaksin yang diberikan harus terbukti aman dan ampuh. Dengan demikian kita bisa saling menjaga dan melindungi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun