Duduk santai di teras, saya kaget melihat Kompasianival kemarin sore (4/12/2020). Ketika host memberitahu bahwa sesi bersama Menteri Tenaga Kerja akan segera dimulai, saya sempat menganggap sang host hanya membacakan rundown secara apa adanya.
Mungkin yang dimaksud Menteri Tenaga Kerja ialah perwakilan dari kementerian tersebut. Bukan Ibu menterinya, sebab Ida Fauziyah pasti beristirahat total di tempatnya menjalani isolasi mandiri.
Tiga hari lalu saat mengetahui dari berita bahwa Menaker terinfeksi Covid-19, pikiran saya otomatis menuju Kompasianival. Bagaimana kelanjutannya? Pasti Ibu menteri batal hadir menyampaikan paparan di Kompasianival. Mungkin sesi bersamanya akan diganti dengan obrolan lain dengan narasumber yang berbeda. Atau mungkin juga kehadiran Ibu menteri digantikan oleh staf kementerian terkait.
Akan tetapi dugaan saya ternyata keliru. Setelah host Kompasianival mengalihkan acara ke moderator dan moderator memanggil Menteri Tenaga Kerja untuk memasuki layar, saya merasa surprise. Ibu menteri benar-benar hadir.
Mengenakan masker kain, Ibu menteri duduk dengan dandanan rapi layaknya seorang pejabat menghadiri undangan resmi. Di depan mejanya terpasang pula papan nama menteri. Tanda bahwa beliau sudah mempersiapkan kehadirannya di Kompasianival.
Bahkan ketika beliau membuka pembicaraan dengan menyapa sang moderator yang disebutnya "cantik", saya merasa ibu menteri benar-benar serius hadir di Kompasianival. Apa yang ingin disampaikannya pun langsung ditampilkan di layar utama lengkap dengan judul paparannya.
Tetap hadirnya Menteri Tenaga Kerja di acara Kompasianival tentu sangat istimewa dan berkesan. Walau acara dilangsungkan secara virtual dan jarak jauh, ibu menteri sebenarnya punya alasan yang lebih dari bisa diterima untuk tidak hadir. Bagaimanapun juga menjalani isolasi mandiri bagi OTG Covid-19 butuh istirahat yang baik guna mempercepat kesembuhan.
Namun, faktanya Menteri Ida tidak memilih hal itu. Ia tetap hadir menampakkan diri. Ia tetap berbicara sesuai jadwal dan rencana.
Maka dari itu kehadiran Ibu menteri kali ini memiliki dua nilai penting. Pertama, bagi Kompasiana hadirnya seorang menteri dari tempatnya menjalani isolasi mandiri menandakan bahwa Kompasiana dan Kompasianival dihargai dengan sangat baik.
Kompasiana dengan pesta blogger dan netizennya tidak dianggap sebelah mata. Malah dipandang sebagai kegiatan strategis yang "bukan kaleng-kaleng".
Ibu menteri mungkin telah diberi tahu oleh stafnya tentang Kompasiana dan Kompasianival. Dari situ Ibu menteri jadi tahu bahwa setiap tahunnya selalu ada orang-orang besar yang duduk di kursi tamu Kompasianival. Nama-nama seperti Ignasius Jonan, BTP alias Ahok, Hanif Dhakiri, dan lain sebagainya telah menjadi bagian dari Kompasianival terdahulu.
Ditambah acara-acara Kompasiana lainnya yang berulang kali menghadirkan sosok penting seperti Wiranto dan Bambang Brojonegoro. Bahkan, Presiden Jokowi saat baru pertama kali terpilih sebagai presiden menyempatkan diri mengundang Kompasiana dan Kompasianer ke istana.
Catatan-catatan itu lebih dari cukup untuk jadi pertimbangan bahwa Kompasiana dan Kompasianival tak boleh diabaikan begitu saja. Itu sebabnya Menteri Ida memutuskan ia tak akan undur diri meski sedang menjalani isolasi mandiri.
Apalagi di acara yang sama ada koleganya Mas Menteri Nadiem. Semakin jelaslah bahwa Kompasianival merupakan acara penting yang punya nilai strategis.
Kompasianival adalah kesempatan untuk menyampaikan dan menyebarluaskan hal-hal baik. Kaitannya dengan program kementerian, Kompasianival bisa jadi medium yang diharapkan mampu jadi penyambung informasi kepada khalayak agar memahami maksud dan agenda yang diusung kementerian dalam menjalankan program pemerintah.
Nilai penting kedua didapatkan oleh Ibu menteri sendiri. Hadirnya ia di Kompasianival bisa berdampak baik bagi citra kinerjanya. Komitmen dan tanggung jawabnya sebagai menteri akan dipandang positif sebab ia tetap "bekerja" meski sedang "sakit".
Apalagi yang disampaikannya di Kompasianival terkait dengan kompetensi kerja dan dampak pandemi Covid-19 terhadap masa depan peluang kerja. Itu adalah topik strategis yang jika disampaikan dengan baik akan memperlihatkan bahwa sang menteri benar-benar paham masalah dan memiliki solusi.
Citra baik yang didapatkan oleh ibu menteri yang tetap "bekerja" menghadiri Kompasianival di tengah keharusan isolasi mandiri bisa juga sampai ke telinga Presiden Jokowi. Jika ini terjadi, mungkin Presiden Jokowi akan memberi nilai tambah bagi raport kinerja Menteri Ida.
Kita tahu bersama bahwa dalam beberapa waktu belakangan berhembus kabar akan adanya perombakan kabinet. Di antara kursi menteri yang diperkirakan akan diganti berasal dari sektor ekonomi dan ketenagakerjaan. Menteri Tenaga Kerja salah satu yang dikabarkan akan diganti karena kinerjanya dianggap kurang maksimal.
Oleh karena itu, mungkin saja kehadiran Menteri Ida di Kompasianival membuat nilai raportnya menjadi lebih baik. Sebab Presiden melihat kesungguhan dan totalitas pembantunya yang tetap "bekerja" meski kondisinya mengharuskan ia istirahat.
Siapa tahu gara-gara hadir di pesta bloger dan netizen Kompasiana, Ibu menteri akan tetap aman di kursinya saat perombakan kabinet nantinya benar-benar terjadi. Lebih dari itu, kita doakan Ibu Menteri Tenaga Kerja segera sehat kembali dan bisa mengalahkan virus Corona di dalam tubuhnya.
Selamat untuk Kompasiana dan Kompasianival. Terima kasih untuk Ibu Menteri!