Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Indonesia "Los Dol", 7 Bulan Pandemi Tanpa Langkah Strategis yang Berhasil

7 September 2020   13:39 Diperbarui: 8 September 2020   10:45 1739
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejumlah petugas memakamkan jenazah korban Covid-19 di DKI Jakarta (foto: AFP/Bay Ismoyo).

Obsesi menyelamatkan ekonomi dengan menempatkan faktor risiko kesehatan sebagai prioritas kedua justru membuat Indonesia semakin tercekam dari banyak sisi.

Bukannya membaik, ekonomi justru diambang resesi. Langkah-langkah pemberian insentif untuk berbagai sektor, program pra-kerja, pembukaan kembali kegiatan ekonomi secara masif, hingga kebijakan coba-coba membuka pariwisata ternyata masih pahit hasilnya.

Pada saat yang sama penularan Covid-19 di tengah masyarakat semakin tinggi. Jumlah kematian bertambah dan fasilitas kesehatan kedodoran.

Paradigma "menyembuhkan sebanyak-banyaknya" yang dianut malah membuat pandemi semakin berlarut-larut karena mata rantai penyebaran virus tak tertangani secara maksimal. 

Paradigma ini memaksa tenaga medis berkerja rodi melebihi kapasitas fisik dan mental yang optimal. Akibatnya mereka pun ikut menjadi korban. Ratusan tenaga medis yang gugur adalah bencana di tengah pandemi.

Paradigma ini juga telah melemahkan kesadaran masyarakat yang sejak awal sudah sangat rendah. Semakin banyak orang menganggap Covid-19 tak ada bedanya dengan penyakit lain di mana dokter dan rumah sakit selalu siap dan mampu mengobati pasiennya. Apalagi "katanya" sudah ada obatnya dari alam.

Menghadapi kenyataan pahit gagalnya sejumlah langkah penyelamatan ekonomi, Indonesia mencoba "banting setir" dengan kembali mempromosikan upaya pencegahan. 

Kampanye 3M (Menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak) kembali didengungkan lebih lantang. Tindakan-tindakan yang "sedikit lebih tegas" juga coba ditempuh dengan memberi sanksi pelanggar aturan.

Sayangnya itu terlihat sebagai langkah yang hampir terlambat karena Indonesia sudah memasuki fase "serba terlanjur". Sudah terlalu banyak momentum yang kita sia-siakan sehingga setiap upaya untuk mengatur ulang kendali terlihat sangat berat.

Komitmen presiden bahwa pemerintah siap menarik tuas rem setiap saat belum terbukti sejauh ini. Tak terlihat ada usaha menarik rem. Justru yang tampak ialah rem telah bllong, sementara gas terus diinjak.

Begitulah kondisi Indonesia dalam fase "serba terlanjur". Kalau meminjam istilah yang dipopulerkan oleh Deny Caknan kita sudah hampir "Los Dol". Artinya "teruskan saja", "semaumu saja, "terserah saja", atau "tak usah dipikir".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun