Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Beruntungnya Memiliki Tabungan, Lebih dari Sekadar Simpanan

31 Agustus 2020   20:08 Diperbarui: 31 Agustus 2020   19:57 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menabung di bank syariah (dok. pri).

Dua rekening tabungan yang saya miliki sekarang (dok. pri).
Dua rekening tabungan yang saya miliki sekarang (dok. pri).
Untungnya saya memiliki dua rekening tabungan yang salah satu di antaranya memang saya siapkan guna kebutuhan tak terduga dan darurat. Berkat tabungan tersebut saya bisa tetap melangkah secara lebih stabil di tengah guncangan pandemi. Kebutuhan-kebutuhan pokok bisa tetap terpenuhi. Sedangkan beberapa rencana ke depan bisa dijaga meski dengan banyak penyesuaian.

Begitu pula ketika saya jatuh sakit dan menjalani perawatan pada Mei lalu. Tabungan saya menjadi penopang yang sangat bermanfaat. Saya bisa menutupi biaya rumah sakit dari dari tabungan dana darurat tanpa banyak mengorbankan pos-pos kebutuhan lain yang telah dianggarkan sebelumnya.
Pengalaman-pengalaman seperti di atas membuat saya merasa beruntung dan bersyukur memiliki tabungan. 

Memang tabungan tidak serta merta menjadikan saya mampu memenuhi semua kebutuhan atau secara otomatis bisa mewujudkan segala keinginan. Namun, dengan menabung saya sudah memulai langkah tepat dalam menyiapkan landasan keuangan yang lebih stabil

Lebih dari Sekadar Simpanan

Kini, setelah 16 tahun menabung di bank saya bisa memahami lebih dalam manfaat dan kebaikan tabungan yang lebih dari sekadar simpanan.  Pertama, memiliki tabungan merupakan wujud tanggung jawab moral seseorang terhadap masa depannya. Setiap orang pasti punya tujuan dan cita-cita yang ingin diraih. Itu sangat manusiawi.

Namun, saat itu juga seseorang sesungguhnya langsung terikat dengan kewajiban untuk mewujudkannya sebagai bentuk kesungguhan hidup. Orang yang tidak sungguh-sungguh dengan cita-cita yang digantungkannya sendiri artinya tidak menghargai masa depan dan kehidupannya.

Meski mewujudkan cita-cita masa depan tidak sederhana dan berliku, menabung membuat langkah kita menjadi lebih mudah. Berani bermimpi berarti berani bertanggung jawab pada masa depan. Menabung di bank adalah langkah paling mudah dan rasional untuk mulai memenuhi tanggung jawab tersebut.

Kedua, kebiasaan menabung melepaskan saya dari jebakan "menyisakan" dan beralih ke prinsip "menyisihkan". Awalnya saya berpikir bahwa untuk menabung seseorang harus memiliki sisa penghasilan. Artinya kita perlu memiliki penghasilan yang banyak lebih dulu agar ada sisa uang untuk ditabung.

Sepintas pemikiran tersebut tidak salah. Namun, pemahaman "menyisakan" uang justru membuat saya sulit menabung secara konsisten dan kontinyu. Sebabnya yang terpikir pertama kali ialah bagaimana menggunakan uang semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan. Fokusnya membelanjakan uang. Selanjutnya jika ada sisa baru boleh ditabung. Sementara jika tidak tersisa berarti tidak perlu menabung.

Menabung adalah
Menabung adalah
Seiring waktu saya mendapati cara terbaik untuk menabung bukanlah dengan "menyisakan", tetapi "menyisihkan" penghasilan atau pemasukan. Jadi, menabung bukan karena ada sisa uang. Melainkan menyimpan uang yang sejak awal disisihkan untuk ditabung.

Ketiga, tabungan sangat berperan dalam meningkatkan kualitas individu dengan menumbuhkan sikap tegas dan cermat.
Kita tahu bahwa tabungan merupakan salah satu instrumen untuk merencanakan dan mengatur kehidupan. Namun, untuk bisa merencanakan dan mengatur seseorang harus mampu memaksa diri sendiri agar mau mengorbankan kepentingan yang kurang mendesak dan mendahulukan kepentingan yang lebih besar.

Di sinilah kebiasaan menabung membuat saya lebih tegas. Dulu ketidaktegasan menjadi salah satu penyebab sikap boros dan sulit menabung. Saya sebenarnya tahu kebutuhan yang mendesak dan kurang mendesak. Bisa membedakan mana keinginan jangka pendek dan jangka panjang. Namun, karena tidak tegas saya sering terbawa hawa nafsu. Kemudian setelah merasakan satu demi satu manfaat tabungan saya bertekad lebih tegas pada diri sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun