Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dari JNE Kopiwriting Yogyakarta, Hambatan Sinergi Industri Kreatif Mulai Dikikis

3 Oktober 2019   10:37 Diperbarui: 3 Oktober 2019   10:37 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
JNE Kopiwriting bersama Kompasiana di Yogyakarta pada Rabu, 2 Oktober 2019 (dok. pri).

Seiring dengan dukungan sektor swasta seperti JNE, peran pemerintah daerah  juga sangat dibutuhkan. Perhatian dan kebijakan dari pemerintah daerah akan sangat menentukan keberhasilan pengembangan potensi industri kreatif.

Dalam hal ini Kepala Dinas Koperasi, UMKM, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Daerah Istimewa Yogyakarta, Christina Lucy Irawati, menggarisbawahi pertumbuhan sektor UMKM di DIY yang didominasi oleh usaha kuliner, fashion, produk kriya atau kerajinan tangan. 

Melihat tren yang terus meningkat, pihaknya mendorong agar para pelaku usaha memiliki legalitas. Dari sekitar 23.000 UMKM di DIY yang terdata pada 2017, hingga Juni 2019 baru sekitar 3266 yang memiliki legalitas. Pemerintah daerah juga memberikan pembinaan, pendampingan, dan pelatihan kepada UMKM agar semakin maju dan berdaya.

Mengikis Hambatan Sinergi

Di saat pemerintah daerah gencar memberdayakan UMKM, swasta memberikan sarana dan dukungan teknologi yang memudahkan, serta para pelaku industri kreatif terus berkreasi, muncul pertanyaan: sejauh mana ketiganya telah bersinergi secara maksimal?

Sinergi antara pemerintah, swasta, masyarakat, dan pelaku industri kreatif mutlak diwujudkan untuk memastikan industri kreatif Indonesia berkembang lebih maju dan unggul. Dalam acara JNE Kopiwiriting di Yogyakarta ini pun terbuka kembali adanya masalah klasik soal sinergi tersebut.

Pengakuan Tunjung Pratiwi yang belum pernah mendapatkan pendampingan dan pelatihan dari dinas terkait cukup menggelitik. Keberhasilan Abekani tumbuh menjadi usaha dan merek yang terkenal memang patut diacungi jempol. 

Akan tetapi fakta bahwa Abekani maju secara mandiri paling tidak mengindikasikan bahwa jangkauan kebijakan pemerintah daerah belum maksimal dalam menyentuh seluruh potensi industri kreatif yang ada di Yogyakarta.

Duduk bersama dan semoga bisa bersinergi lebih erat (dok. pri).
Duduk bersama dan semoga bisa bersinergi lebih erat (dok. pri).
Di sisi lain Dinas Koperasi, UMKM, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Daerah Istimewa Yogyakarta juga belum sepenuhnya mengetahui layanan e-fulfilment yang disediakan oleh JNE untuk para pelaku industri kreatif. 

Hal ini cukup disayangkan karena kerja sama dan keterpaduan yang lebih baik mestinya dapat dijalin, apalagi baik swasta dan pemerintah daerah sama-sama berkeinginan memajukan industri kreatif lokal.

Masalah klasik seputar komunikasi atau bahkan ego sektoral barangkali menjadi penghambatnya. Meski pun demikian tetap ada satu kabar baik dan harapan yang hadir melalui JNE Kopiwriting di Yogyakarta ini, yaitu pemerintah daerah, swasta, dan pelaku industri kreatif mau bertemu untuk mengikis hambatan sinergi tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun