Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Atletik Pilihan

MJM 2019, Berlari untuk Mencintai Lingkungan dan Budaya

18 Mei 2019   14:06 Diperbarui: 18 Mei 2019   14:09 743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelari Mandiri Jogja Marathon 2019 memasuki rute pedesaan dengan disambut atraks kesenian tradisional (foto: mandirimarathon.com).

Merasakan hebatnya pengalaman Mandiri Jogja Marathon 2019, bukan hanya menerbitkan perasaan senang dan kagum. Namun juga bisa membangkitkan pemahaman dan kesadaran bahwa rute lari yang begitu indah bisa tersaji berkat lingkungan yang lestari.

Rute lari melewati persawahan yang hijau (foto: mandirimarathon.com).
Rute lari melewati persawahan yang hijau (foto: mandirimarathon.com).

Bila sekarang para pelari sangat bersyukur dan beruntung bisa menjelajahi rute alam yang indah, maka agar hari-hari esok suasana dan pengalaman serupa masih bisa dirasakan, satu-satunya cara adalah ikut mengupayakan kelestarian lingkungan. Dengan terus mencintai dan menjaga lingkungan sekitar, kita akan menikmati rahmat keindahan alam di manapun berada. 

Berlari untuk Menghargai Budaya

Bagaimana rasanya berlomba dan disambut sorak-sorai serta senyum ramah masyarakat lokal? Bagaimana pula rasanya berlari dengan iringan suguhan pertunjukkan seni dan budaya? Ditambah lagi nuansa kearifan lokal khas Jawa, kuliner tradisional, monumen, museum, dan candi-candi dengan sejarah kejayaan masa lampau yang diakui dunia.

Para pelari Mandiri Jogja Marathon 2019 mendapatkan semua kejutan tersebut sebagai pengalaman yang tak tergantikan. Dengan melihat dan merasakan sendiri, pelari bisa memahami betapa berharganya nilai suatu budaya. Jangan sampai warisan budaya yang ada punah karena itu berarti kesenian-kesenian tradisional, kuliner khas, dan lain sebagainya tidak akan bisa dinikmati lagi. Mengapresiasi secara tulus kesenian dan kearifan lokal manapun adalah salah satu cara merawat kebudayaan.

Sosok wayang orang Rama, Shinta, dan Hanoman di Mandiri Jogja Marathon 2019 (foto: mandirimarathon.com).
Sosok wayang orang Rama, Shinta, dan Hanoman di Mandiri Jogja Marathon 2019 (foto: mandirimarathon.com).

Mandiri Jogja Marathon menjadi wahana untuk memperkenalkan serta melestarikan seni budaya (foto: mandirimarathon.com)
Mandiri Jogja Marathon menjadi wahana untuk memperkenalkan serta melestarikan seni budaya (foto: mandirimarathon.com)

Di sisi lain masyarakat lokal menjadi lebih terbuka pandangannya. Mereka semakin sadar bahwa jika kearifan lokal dan tradisi dirawat serta dikembangkan, akan membantu meningkatkan taraf hidup. Kekhasan seni dan budaya mereka merupakan potensi wisata yang bisa menggerakkan kemajuan desa. Dengan kata lain Mandiri Jogja Marathon 2019 bisa membangkitkan kesadaran bersama tentang pentingnya menghargai budaya.

Berlari untuk Merajut Kebersamaan

Ada satu lagi semangat yang tumbuh pada Mandiri Jogja Marathon 2019, yaitu kebersamaan. Seperti kita ketahui, olahraga selalu bisa meruntuhkan segala bentuk dinding dan sekat pemisah antar manusia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Atletik Selengkapnya
Lihat Atletik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun