Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Ingin Rekonsiliasi? Enak Saja!

20 April 2019   08:42 Diperbarui: 23 April 2019   02:48 2304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemilihan presiden, ujung dan puncak dari sebuah kontes politik (foto: CNN Indonesia).

Selama masa kampanye begitu sering disaksikan pertarungan yang bukan adu visi dan gagasan melainkan pertunjukkan sikap primitif. Mereka bilang ini adalah strategi politik yang biasa. Namun, mereka sedang menjadikan nasib rakyat dan bangsa di meja taruhan yang sesungguhnya mereka tak mau menanggung risikonya sehingga mereka mengajak sebanyak-banyaknya orang untuk ikut serta.

Dengan memanipulasi masyarakat, salah satunya melalui simbol-simbol agama, para sutradara dan aktor memproduksi "laskar berani mati" yang siap berperang. Masyarakat dibiarkan berperang di garis depan sementara para politisi ini cukup memantau hasilnya dari jauh dan dari melalui media sosial. 

Masyarakat dibiarkan berhadapan-hadapan untuk saling menciptakan kepedihan, sedangkan para politisi ini cukup memberikan "motivasi" melalui omongan-omongan yang tidak bermutu di layar TV.

Lalu tiba-tiba mereka berkata: "Marilah kita sudahi, pemilu sudah selesai. Kemarin kita bermusuhan, tapi hari ini harus menjadi kawan".

Hari-hari ini dan nanti jangan heran jika banyak politisi dan kelompok oportunis berkata demikian. Di antara mereka begitu menyakinkan saat mengatakan rekonsiliasi seolah-olah mereka tak pernah mengumbar provokasi dan hasutan yang juga sangat menyakinkan.

Apa yang menurut mereka rekonsiliasi barangkali hanya cara untuk mencari "keselamatan" dan "kenikmatan" kelompok sendiri. Setelah semakin jelas siapa pemenang pemilu, mereka banting setir dengan mengalihkan seluruh tanggungan serta beban kepada rakyat. Mereka begitu mudah "rujuk" sementara di bawah orang-orang ditinggalkan dengan warisan kebencian dan kedunguan.

Para politisi semacam ini perlu diberi pelajaran. Kepada para sutradara dan aktor utama tindakan harus diambil. Mereka pertama-tama harus dipaksa untuk minimal mengambil dan menjalankan tanggung jawab moral atas apa yang mereka perbuat dalam menciptakan perpecahan bangsa.  Tidak semudah itu rekonsiliasi sedangkan masyarakat dibiarkan jatuh bangun sendirian dengan kepedihan yang tertinggal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun