Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Narasi Bos Bukalapak Membuka Debat II Pilpres 2019

17 Februari 2019   08:52 Diperbarui: 17 Februari 2019   16:36 788
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aplikasi Bukalapak (dok. pri).

Bos Bukalapak Achmad Zaky telah bertemu dengan Presiden Jokowi pada Sabtu (16 Februari 2019). Tujuannya untuk meminta maaf sekaligus menjelaskan cuitannya di twitter tempo hari soal dana  R&D alias Research and Development alias Penelitian dan Pengembangan (Litbang) di Indonesia.

Di akhir cuitannya yang lalu ia menyebutkan harapannya akan "presiden baru". Frasa akhir itu dianggap sama dengan #2019GantiPresiden, sementara isi cuitannya secara keseluruhan yang menyebutkan sederet angka sebagai data tentang dana riset dianggap bias karena akurasinya bisa diperdebatkan. Cuitan Achmad Zaky pun dengan cepat direspon oleh khalayak terutama warganet dengan melambungkan #UninstallBukalapak di twitter.

***

Sebenarnya Presiden Jokowi meskipun ia tidak tersinggung dengan cuitan Achmad Zaky, tidaklah perlu melakukan pertemuan secara khusus dengan bos Bukalapak di istana. Bos Bukalapak sudah meminta maaf melalui media dan Jokowi sudah memakluminya. Itu sudah cukup.

Pertemuan secara khusus justru mengesankan bahwa Jokowi bersikap pamrih pada Bukalapak. Terkesan bahwa dukungannya pada Bukalapak yang salah satunya ditunjukkan dengan datang secara khusus ke acara hari Bukalapak beberapa waktu lalu, juga mengharap dukungan balik dari Bukalapak. 

Alasan Presiden Jokowi bertemu bos Bukalapak yakni untuk meredam meluasnya #UninstallBukalapak yang dikhawatirkan akan merugikan ekosistem e-commerce Indonesia rasanya agak berlebihan. Apa iya unicorn sebesar Bukalapak bisa begitu saja goyah oleh cuitan-cuitan warganet yang belum tentu semuanya rasional?

Namun, pertemuan sudah berlangsung. Kita apresiasi kebaikan keduanya. Lagipula ada upaya cerdik dan taktis yang ditunjukkan oleh Presiden Jokowi pada pertemuan itu. Kepada khalayak presiden mengungkap anggaran Litbang yang sebenarnya. Secara persentase APBN jumlahnya memang masih kecil, tapi paling tidak secara nominal itu menunjukkan bahwa ada yang keliru dari cuitan bos Bukalapak. 

Jika diungkapkan secara lisan, barangkali terdapat suara satir: "Mas Zaky, anda berhak dan bebas mendukung siapapun. Tapi jangan ikut-ikutan melakukan penyelewengan informasi yang mengecoh publik. Ini loh angka sebenarnya".

***

Cuitan Achmad Zaky soal dana Litbang tampaknya memang agak naif. Sebagai bos dari sebuah entitas yang menjalankan bisnis digital yang beroperasi berdasarkan data-data sekaligus mengumpul jutaan data, ia terkesan lugu jika tidak mengetahui data terkini atau angka faktual soal dana Litbang. Jadi pilihannya untuk mengutip sumber "data lama" memang wajar dipertanyakan.

Narasi dari ciutannya yang seolah-seolah menggantungkan sepenuhnya kemajuan ekosistem industri 4.0 dari satu sumber dana Litbang juga mengherankan. Sebagai pelaku dan pemimpin di bisnis digital ia tentu paham bahwa pada era modern dukungan pada sektor Litbang terkait industri 4.0 tidak melulu soal dana. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun