Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Tumpukan Buku Kuno di Sudut Alun-alun Keraton Surakarta

20 September 2018   15:25 Diperbarui: 20 September 2018   17:34 2044
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tenggelam dalam tumpukan buku-buku kuno (dok. pri).

Di bawah Pohon Beringin, di sudut Alun-alun Utara Keraton Surakarta, ribuan buku tertumpuk. Tersimpan di dalam bilik sederhana, juga terserak di atas rak-rak kayu seadanya.

Hari Minggu itu saya datang ke sana atas saran Ibu Suliyem, penjual dawet di Pasar Klewer. Saat menikmati dawet buatannya, saya bertanya apakah ada tempat menarik di sekitar Pasar Klewer dan Keraton Surakarta yang bisa saya datangi dengan berjalan kaki. Ia lalu menyarankan saya untuk datang ke pasar loak buku-buku bekas. Barangkali karena melihat saya membawa buku sehingga dianggapnya saya menyenangi buku.

Saran Ibu Suliyem itu saya terima dengan senang. Rupanya ada tempat seperti demikian di dekat Pasar Klewer dan Keraton Surakarta. Maka dari tempat Ibu Suliyem berjualan di lantai tiga Pasar Klewer saya segera menuju tempat yang dimaksud. Berjalan kaki melewati Alun-alun Utara Kraton Surakarta dan Masjid Agung, saya akhirnya menemukannya.

Taman Buku & Majalah Alun-alun Kraton Surakarta (dok. pri).
Taman Buku & Majalah Alun-alun Kraton Surakarta (dok. pri).
Salah satu kios penjual buku baru dan bekas (dok. pri).
Salah satu kios penjual buku baru dan bekas (dok. pri).
Pintu masuknya berupa gapura yang di atasnya terpasang papan bertuliskan "Taman Buku & Majalah Alun-alun Utara Kraton Surakarta". Begitulah namanya. Jika kemudian orang lebih mengenalnya sebagai pasar loak buku bekas, hal itu karena di tempat ini dijual banyak buku bekas. Bukan hanya buku bekas sebenarnya, tapi ada juga komik, majalah, dan perangko bekas.

Ada belasan kios yang menjajakan buku-buku bekas di tempat ini. Kios-kios tersebut sederhana saja bentuk. Seperti bilik kayu dengan beberapa rak dan meja yang juga terbuat dari kayu. Bahkan, ada kios yang terlihat seperti gudang dengan tumpukan buku terserak di dalamnya.

Banyak di antara buku-buku yang dijual adalah buku kuno atau lawas. Sampul dan kertas halamannya yang berwarna kuning kecoklatan menandakan buku-buku itu telah jauh melintasi waktu. Tidak sedikit dari buku-buku kuno itu yang ditulis dalam bahasa Belanda, Jerman, Inggris, dan bahasa-bahasa asing lainya.

Buku-buku bekas di Taman Buku & Majalah Alun-alun Utara Kraton Surakarta (dok. pri).
Buku-buku bekas di Taman Buku & Majalah Alun-alun Utara Kraton Surakarta (dok. pri).
Salah satu yang saya temukan adalah "Kramers Duitsch Woordenboek" yang merupakan kamus bahasa Jerman-Belanda. Keterangan di bagian bawah sampul depannya tertulis "Den Haag" dan "G.B Van Goor Zonen" yang barangkali menunjukkan dari mana kamus setebal lebih dari 1000 halaman itu berasal dan siapa penyusunnya.

Kamus dari tahun 1946 itu sepertinya merupakan kamus penting untuk menunjang pendidikan dan pengajaran di sekolah-sekolah zaman Hindia Belanda. 

Sayangnya saat itu tidak ada penjual di kios yang bisa saya temui untuk mengetahui harganya. Tapi saat mencarinya di bursa buku-buku kuno melalui internet, di luar negeri buku lawas itu dihargai 10-15 Euro. Barangkali penjual di kios ini juga menjualnya pada kisaran ratusan ribu atau bahkan jutaan jika faktor kelangkaan dan keistimewaan lainnya turut dihitung.

Kamus kuno Bahasa Jerman-Belanda (dok. pri).
Kamus kuno Bahasa Jerman-Belanda (dok. pri).
Buku perkuliahan Hukum Perdata tahun 1957/1958 (dok. pri).
Buku perkuliahan Hukum Perdata tahun 1957/1958 (dok. pri).
Selain kamus bahasa Jerman-Belanda, saya juga menemukan sebuah buku kuno lainnya yang ditulis dalam bahasa Belanda. Dari apa yang tertulis di sampul depannya dan dari beberapa halaman isinya, tebakan saya menduga itu adalah buku pendidikan dan pengajaran untuk sekolah menengah pertama pada era penjajahan Hindia Belanda yang disebut MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs).

Saya juga menjumpai sebuah buku yang berisi materi kuliah "Hukum Perdata" bertahun 1957/1958. Pada sampul coklatnya yang telah kusam masih jelas terbaca nama "Prof. Mr. Koesoemadi", "Tidak Diperdagangkan", dan "Jajasan Badan Penerbit Gadjah Mada, Jogjakarta, Jalan Sunarjo 16". Dilihat dari tahunnya tentu saja isi buku itu masih ditulis dalam ejaan lama dengan bentuk huruf seperti hasil cetakan mesin ketik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun