Menyusuri pasar ramadan UGM di sisi timur Masjid Kampus UGM terasa berbeda. Dari seluruh area pasar dadakan yang membentang lebih dari 1,5 km di sepanjang jalan lingkar timur UGM ini, area di sisi timur masjid kampus boleh dikatakan yang paling ramai sekaligus menarik.
Selain kawasannya tertata rapi, area ini juga bersebelahan dengan taman sungai "Wisdom Park UGM". Di sini masyarakat biasa ngabuburit sambil melakukan banyak aktivitas. Bisa duduk-duduk, olahraga, memancing, atau sekadar berfoto dengan latar belakang masjid kampus dan taman sungai yang cantik.
Di lokasi ini juga ada banyak penjual makanan, minuman, serta takjil untuk berbuka puasa. Para penjual menempati tenda-tenda di atas trotoar di sisi luar pagar yang membatasi Masjid Kampus UGM dan kampus D3 Fakultas Ekonomika dan Bisnis.
Salah satu penjual itu adalah Mbah Jum, nenek 66 tahun yang menjajakan pecel ndeso. Saya suka dengan pecel racikannya sejak pertama kali mencicipinya pekan lalu. Sudah tiga kali saya mampir ke pasar ramadan untuk membeli pecel ndeso Mbah Jum.
Pecel ndeso Mbah Jum menggunakan aneka macam sayuran. Ada bayam, kobis, kacang panjang, wortel, selada, tauge, dan kembang turi. Tapi saya selalu memesanya tanpa kembang turi. Seporsi pecel ndeso dijual Mbah Jum hanya Rp8000. Itu sudah termasuk tambahan bakmi atau bihun goreng. Jika tanpa bakmi atau bihun, harganya cukup Rp5000 saja.
Mbah Jum juga menjual pisang goreng, bakwan, tahu goreng, tempe goreng, tahu goreng, serta tempe dan tahu bacem. Dari semuanya itu, yang paling saya suka adalah bakwan dan tahu bacemnya.
Mbah Jum sebenarnya hanya penjual dadakan. Pada hari biasa selain bulan Ramadan ia tidak berjualan, kecuali pada hari Minggu ia berjualan di pasar "Sunday Morning" UGM.
Pilihannya untuk berjualan pecel saat Ramadan dimulai sejak 2013. Sejak itu setiap hari selama bulan Ramadan mbah Jum menempuh perjalanan sejauh 5 km dari rumahnya di daerah Jagalan, Kota Yogyakarta, untuk menuju Pasar Ramadan UGM.
Sebagai penjual dadakan Mbah Jum berharap bisa menjemput berkah dan rezeki bulan Ramadan dari para pembeli yang kebanyakan warga kampus dan masyarakat sekitar kampus. Meski telah lanjut usia dan tempatnya berjualan jauh dari rumah, ia tetap bersemangat.