Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Mbah Jum, Menjemput Berkah Ramadan dengan Pecel "Ndeso"

29 Mei 2018   19:38 Diperbarui: 29 Mei 2018   19:57 1092
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mbah Jum, penjual dadakan di Pasar Ramadan UGM (dok. pri).

Menyusuri pasar ramadan UGM di sisi timur Masjid Kampus UGM terasa berbeda. Dari seluruh area pasar dadakan yang membentang lebih dari 1,5 km di sepanjang jalan lingkar timur UGM ini, area di sisi timur masjid kampus boleh dikatakan yang paling ramai sekaligus menarik.

Selain kawasannya tertata rapi, area ini juga bersebelahan dengan taman sungai "Wisdom Park UGM". Di sini masyarakat biasa ngabuburit sambil melakukan banyak aktivitas. Bisa duduk-duduk, olahraga, memancing, atau sekadar berfoto dengan latar belakang masjid kampus dan taman sungai yang cantik.

Di lokasi ini juga ada banyak penjual makanan, minuman, serta takjil untuk berbuka puasa. Para penjual menempati tenda-tenda di atas trotoar di sisi luar pagar yang membatasi Masjid Kampus UGM dan kampus D3 Fakultas Ekonomika dan Bisnis.

Salah satu penjual itu adalah Mbah Jum, nenek 66 tahun yang menjajakan pecel ndeso. Saya suka dengan pecel racikannya sejak pertama kali mencicipinya pekan lalu. Sudah tiga kali saya mampir ke pasar ramadan untuk membeli pecel ndeso Mbah Jum.

Pecel ndeso Mbah Jum menggunakan aneka macam sayuran. Ada bayam, kobis, kacang panjang, wortel, selada, tauge, dan kembang turi. Tapi saya selalu memesanya tanpa kembang turi. Seporsi pecel ndeso dijual Mbah Jum hanya Rp8000. Itu sudah termasuk tambahan bakmi atau bihun goreng. Jika tanpa bakmi atau bihun, harganya cukup Rp5000 saja.

Tenda tempat Mbah Jum berjualan di Pasar Ramadan UGM 2018 terletak di sisi luar pintu timur Masjid Kampus UGM (dok. pri).
Tenda tempat Mbah Jum berjualan di Pasar Ramadan UGM 2018 terletak di sisi luar pintu timur Masjid Kampus UGM (dok. pri).
Yang membuat saya suka dengan pecel buatan Mbah Jum selain sayurannya yang beragam, juga karena bumbu kacangnya yang gurih tapi tidak pedas. Bumbu itu dibuatnya sendiri. Jika ingin lebih pedas mbah Jum menyiapkan sambal cabe untuk ditambahkan.

Mbah Jum juga menjual pisang goreng, bakwan, tahu goreng, tempe goreng, tahu goreng, serta tempe dan tahu bacem. Dari semuanya itu, yang paling saya suka adalah bakwan dan tahu bacemnya.

Mbah Jum sebenarnya hanya penjual dadakan. Pada hari biasa selain bulan Ramadan ia tidak berjualan, kecuali pada hari Minggu ia berjualan di pasar "Sunday Morning" UGM.

Pilihannya untuk berjualan pecel saat Ramadan dimulai sejak 2013. Sejak itu setiap hari selama bulan Ramadan mbah Jum menempuh perjalanan sejauh 5 km dari rumahnya di daerah Jagalan, Kota Yogyakarta, untuk menuju Pasar Ramadan UGM.

Mbah Jum sedang melayani pembeli pada Selasa (29/5/2018) sore (dok. pri).
Mbah Jum sedang melayani pembeli pada Selasa (29/5/2018) sore (dok. pri).
Untuk berjualan pecel mbah Jum menyiapkan semua bahan sejak pagi. Ketika hari beranjak siang satu persatu kebutuhannya telah siap. Semua persiapan dilakukannya dengan dibantu sang suami yang juga berjualan es kelapa di tempat yang sama.

Sebagai penjual dadakan Mbah Jum berharap bisa menjemput berkah dan rezeki bulan Ramadan dari para pembeli yang kebanyakan warga kampus dan masyarakat sekitar kampus. Meski telah lanjut usia dan tempatnya berjualan jauh dari rumah, ia tetap bersemangat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun