Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Prambanan Jazz 2017, Kesan Buruk yang Terselamatkan Nama Besar Artis

23 Agustus 2017   07:46 Diperbarui: 23 Agustus 2017   12:27 3097
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
HIVI! tampil di Prambanan Jazz 2017 (dok. pri).

"Rajawali Indonesia kok gitu sih? Ya sudah daripada marah-marah kalian lebih baik nyanyi bareng ya!", ucap penyanyi Tompi di sela-sela penampilannya pada hari ke-3 Prambanan Jazz 2017, Minggu (20/8/2017) malam. 

Pernyataan Tompi yang merespon keluhan penonton tersebut memang disampaikan dengan gaya bercanda. Tapi hal itu mewakili ketidaknyamanan banyak orang terhadap Prambanan Jazz, terutama pada hari ke-3. Festival musik yang diselenggarakan oleh Rajawali Indonesia ini memang menyisakan impresi yang kurang baik.

Kekecewaan Artis

Prambanan Jazz 2017 yang digelar dari 18-20 Agustus sebenarnya cukup menarik dan meriah. Ribuan penonton datang dengan berbagai alasan. Ada yang secara spesifik ingin menyaksikan artis-artis tertentu yang diidolakan. Tapi banyak juga yang ingin menikmati ragam karya musik yang dibawakan oleh semua artis.

Maklum saja, line up artis serta musisi yang diundang adalah nama-nama besar di panggung musik Indonesia ditambah beberapa artis mancanegara. Venue yang berada di kompleks Candi Prambanan juga menjadi daya pikat yang menawarkan pengalaman berbeda menyaksikan festival musik.

Prambanan Jazz 2017 dengan penampilan Tompi (dok. pri).
Prambanan Jazz 2017 dengan penampilan Tompi (dok. pri).
Sayangnya, Prambanan Jazz justru menjadi etalase bagaimana kebiasaan buruk tidak menghargai waktu akhirnya menimbulkan rasa kurang nyaman. Hal itu mulai terasa di hari kedua. Penyanyi Afgan yang tampil hari itu pun menjadi "korban" atas molornya penyelenggaraan Prambanan Jazz.

Melalui posting di instagram pribadinya, Afgan menyampaikan kegeraman terhadap penyelenggara Prambanan Jazz. Ia termasuk para penonton yang menunggu penampilannya memang pantas kecewa. Ketidaktepatan waktu penyelenggaraan membuatnya harus menunggu hingga pukul 22.00. Ironisnya panitia penyelenggara ternyata diketahui memintanya untuk tidak tampil karena akan ada penyanyi mancananegara di panggung berikutnya.

Afgan menolak hal itu. Demi penonton dan penggemarnya yang sudah lama menunggu ia tetap naik pentas meski awalnya tanpa dukungan sound. Rangkaian impresi buruk berlanjut karena di tengah penampilan lampu panggung tiba-tiba dimatikan. Afgan merasa diusir dari panggung.

Afgan menyebut insiden ini sebagai pengalaman buruk yang baru pertama kali ia alami. Selain menyayangkan soal ketidaktepatan waktu, Afgan juga kecewa karena penyelenggaran terkesan kurang menghargai penyanyi lokal demi pentas artis mancanegara. 

Ungkapan kekecewaan terhadap penyelenggaran Prambanan Jazz 2017 yang disampaikan melalui akun instagramnya (sumber instagram).
Ungkapan kekecewaan terhadap penyelenggaran Prambanan Jazz 2017 yang disampaikan melalui akun instagramnya (sumber instagram).
Ketidaktepatan waktu penyelenggaraan Prambanan Jazz 2017 membuat NDX kesal (sumber kompas.com).
Ketidaktepatan waktu penyelenggaraan Prambanan Jazz 2017 membuat NDX kesal (sumber kompas.com).
Kesan buruk Prambanan Jazz 2017 berlanjut pada hari ketiga. Lagi-lagi pertunjukkan tertunda karena permasalahan panggung. Pertunjukkan pertama yang semestinya dimulai pukul 13.00 nyatanya baru mulai digelar tiga jam kemudian. Hal ini membuat penonton yang sudah datang lebih awal menahan kecewa dan lelah karena menunggu lebih lama. 

Saya yang datang pukul 15.00 segera menangkap kesan tidak beres saat menjumpai panggung masih senyap dan ribuan penonton menunggu sambil duduk serta berdiri di sekitar Britama Space.

Ketidaktepatan waktu berdampak yang buruk. Durasi pentas artis-artis yang tampil pada hari ketiga seperti NDX, Hivi, Stars & Rabbit, Payung Teduh, Tompi, Syaharani, Sandhy Sondoro, Yovie & Nuno, Glenn Fredly hingga KAHITNA, berkurang hingga separuh. Kebanyakan dari mereka terpaksa undur diri pada lagu kelima atau keenam, padahal semestinya bisa membawakan lebih banyak lagu. Pertunjukkan yang tidak tepat waktu juga menimbulkan overlapping penampilan artis dari dua panggung yang semestinya digelar bergantian.

Penampilan NDX di Prambanan Jazz 2017 (dok. pri).
Penampilan NDX di Prambanan Jazz 2017 (dok. pri).
Penampilan KAHITNA menyedot perhatian penonton Prambanan Jazz 2017 (dok. pri).
Penampilan KAHITNA menyedot perhatian penonton Prambanan Jazz 2017 (dok. pri).
Tidak sedikit artis yang merasa perlu berpamitan dengan berat hati kepada penonton saat menyudahi penampilannya. Seolah memahami rasa lelah dan kecewa yang ditahan oleh para penonton serta penggemar yang sudah berjam-jam menunggu, tapi idolanya hanya bisa tampil sebentar. 

Yovie Widianto, saat mengiringi Yovie & Nuno beraksi, menyampaikan dengan gaya diplomatis bahwa Yovie & Nuno tidak perlu tampil lama karena masih ada KAHITNA dan Glenn Fredly. Malam itu Yovie & Nuno hanya sempat membawakan sekitar enam lagu.

Sebelumnya grup NDX yang sudah dinanti oleh banyak penggemar mudanya hanya sempat bernyanyi tiga hingga empat lagu. Atas hal itu, NDX bahkan sempat menyampaikan kekesalannya di atas panggung karena diminta tampil singkat.

Sebenarnya bukan kali ini saja Prambanan Jazz diwarnai masalah. Pada gelaran edisi sebelumnya ketidaktepatan waktu bahkan membuat KAHITNA harus menunggu hingga pukul 02.00 dini hari untuk bisa naik pentas. Superband itu pun terpaksa tampil singkat karena waktu yang sudah tidak memungkinkan.

Diselamatkan Artis dan Penonton

Beruntung permasalahan dan kesan buruk Prambanan Jazz 2017 terselamatkan oleh totalitas penampilan para artis. Di tengah ketidaktepatan waktu dan pentas yang singkat, mereka tampil dengan penuh kesungguhan hati. 

Selain membawakan aransemen musik dan lagu terbaik, para artis mampu juga menjalin komunikasi yang hangat dengan para penonton di tengah keterbatasan waktu. Aksi dan interaksi yang terbangun sejenak mampu menepikan masalah yang terjadi.

Ribuan penonton setia menunggu pertunjukkan Prambanan Jazz 2017 yang terlambat berjam-jam (dok. pri).
Ribuan penonton setia menunggu pertunjukkan Prambanan Jazz 2017 yang terlambat berjam-jam (dok. pri).
Para penggemar musik yang menantikan penampilan idola mereka juga telah menyelamatkan atmosfer Prambanan Jazz. Apalagi, banyak nama artis yang tampil dikenal memiliki fans yang setia dan fanatik. Itu sebabnya ketika waktu sudah mendekati tengah malam dan banyak penonton di Britama Space yang sudah duduk di atas rumput karena kelelahan, mereka kembali bangkit saat artis-artis seperti Tompi, Sandhy Sondoro, KAHITNA dan Glenn Fredly naik ke panggung.

***

Disebut-sebut sebagai salah satu festival musik terbesar di Indonesia, Prambanan Jazz 2017 memasang slogan sebagai pertunjukkan musik yang menggabungkan budaya dan kearifan lokal. Tapi akhirnya hal itu lebih tampak sebagai slogan normatif yang sulit dipahami. Festival musik ini justru menjadi etalase buruk soal penghargaan terhadap waktu yang dalam beberapa hal barangkali dapat juga diartikan kurang menghargai artis dan penontonnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun