Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Indahnya Rumah Tradisional Bali: Harmoni Manusia, Alam dan Sang Pencipta

26 Oktober 2014   13:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:42 5837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_369338" align="aligncenter" width="600" caption="Rumah khas Bali di Ubud"][/caption]

Bali adalah salah satu tempat terindah di dunia. Berkunjung ke Bali sama artinya menjemput sejuta keindahan dan pengalaman yang tak akan terbeli di tempat lain. Bali ibarat etalase pesona khas Indonesia yang kaya bentang alam, keramahan manusia dan budayanya yang mengagumkan. Salah satu daya pikat yang dimiliki Bali adalah arsitektur bangunan rumah tradisionalnya, baik rumah tempat tinggal maupun rumah ibadah atau pura.

[caption id="attachment_331091" align="aligncenter" width="629" caption="Lanskap rumah tradisional khas Bali yang indah."]

1414244901639709636
1414244901639709636
Rumah tradisional khas Bali di Ubud, Kabupaten Gianyar. Tampak bagian depan berupa gerbang dan gapura serta tembok yang mengelilingi bangunan rumah.

Sebagai destinasi utama wisata dunia, Bali dan masyarakatnya telah lama bersentuhan dengan kebudayaan modern. Namun demikian rumah-rumah di Bali masih mempertahankan arsitektur tradisionalnya yang unik. Arsitektur rumah tradisional khas Bali adalah perwujudan keselarasan antara manusia dengan alam dan Sang Pencipta yang tercermin dalam bentuk bangunannya yang indah.

1414245086261706006
1414245086261706006
[/caption]

Meski seringkali bervariasi namun rumah-rumah masyarakat Bali tetap memiliki satu ciri yang kuat cerminan budaya daerahnya. Oleh karena kebudayaan Bali dipengaruhi kuat oleh kebudayaan Hindu yang juga menjadi agama mayoritas masyarakatnya, maka arsitektur rumah khas Bali pun banyak menampilkan simbol-simbol kebudayaan Hindu yang berbeda dengan kebudayaan lain.

[caption id="attachment_331137" align="aligncenter" width="528" caption="Bagian depan rumah masyarakat Bali."]

14142796261977285419
14142796261977285419
[/caption]

Rumah tradisional khas Bali dibangun mengikuti aturan Asta Kosala Kosali yang dapat disamakan dengan Feng Shui dalam kebudayaan Tiongkok. Kosala Kosali menjadi pataokan tentang sudut dan arah bangunan-bangunan rumah khas Bali. Secara umum sudut utara-timur adalah area suci sehingga pura di dalam rumah harus berada di sudut ini. Sementara sudut selatan-barat dianggap lebih rendah.

[caption id="attachment_331138" align="aligncenter" width="571" caption="Pedoman penataan bagian-bagian rumah tradisional masyarakat Bali berdasarkan aturan Kosala Kosali sesuai sudut arah mata angin (Arifin dalam Hakim 2013). "]

1414279869489420274
1414279869489420274
[/caption]

Dengan demikian aturan Kosala Kosali menjadi pedoman untuk menata setiap bangunan dalam kompleks rumah. Seperti kita ketahui rumah-rumah masyarakat Bali bukanlah sebuah bangunan tunggal melainkan berupa bangunan-bangunan kecil yang terpisah menurut fungsinya. Bangunan-bangunan itu dikelilingi oleh pagar dengan pintu gerbang.Sisi utara dan barat menjadi bangunan kamar tidur dan tempat menerima tamu. Sisi timur menjadi bangunan atau area upacara, pura dan bangunan serba guna. Sementara sisi selatan adalah tempat mencuci termasuk sumur dan dapur serta lumbung padi jika ada.

[caption id="attachment_331139" align="aligncenter" width="558" caption="Rumah tradisional Bali senantiasa dikelilingi pagar. Tampak dalam gambar di bagian dalam terdapat beberapa bangunan kecil yang terpisah-pisah. Rumah tradisional Bali terbagi menjadi beberapa bangunan sesuai fungsinya."]

14142801431540900077
14142801431540900077
[/caption]

Selain secara fisik terdiri dari bangunan yang terpisah-pisah, rumah khas Bali seringkali juga dibangun di atas tanah yang luas. Hal ini mengikuti konsep Tri Hita Kirana yang mencerminkan keharmonisan tiga unsur yakni manusia, alam dan Sang Pencipta. Namun seiring waktu di mana semakin sulit mendapatkan tanah dan harganya yang semakin melambung, rumah-rumah khas Bali tetap bisa dibangun di atas tanah yang tidak terlalu luas dengan beberapa bangunan yang disatukan.

Bentuk, susunan, hiasan pada rumah khas Bali merupakan transformasi dari nilai-nilai kebudayaan Hindu yang mengalami adaptasi secara estetika yang secara simbolik merepresentasikan penghormatan kepada sesama manusia, alam dan kepercayaan kepada Sang Pencipta. Dengan kata lain setiap bentuk dan hiasan pada rumah khas Bali memiliki makna. Misalnya, sebelum memasuki halaman rumah, kita akan melewati pintu gerbang. Rumah khas Bali bisa memiliki beberapa gerbang pada setiap bangunannya, tapi biasanya ada satu yang menjadi gerbang utama. Secara sederhana pintu gerbang dimaknai sebagai sebagai ruang perantara sebelum memasuki ruang yang lebih suci yakni rumah kediaman.

[caption id="attachment_331140" align="aligncenter" width="594" caption="Gerbang pada rumah masyarakat Bali senantiasa memiliki celah yang sempit dan pendek dengan maksud agar tamu yang berkunjung tertib, antre dan bersikap hormat pada sang pemilik rumah."]

14142804432139925705
14142804432139925705
[/caption]

[caption id="attachment_331141" align="aligncenter" width="563" caption="Rumah tempat tinggal maupun rumah ibadah di Bali juga memiliki tangga pada gerbang masuknya yang mengandung makna bahwa dalam hidup pencapaian manusia harus diusahakan dengan penuh kesabaran dan berlelah-lelah."]

14142806021549261886
14142806021549261886
[/caption]

Jika kita perhatikan pintu gerbang rumah khas Bali berupa gapura berukuran besar dan tinggi namun celah pintunya justru sangat kecil yang hanya cukup untuk dilalui satu orang. Ini mengandung makna ajaran untuk saling menghormati karena ketika melewati celah pintu gerbang tamu sering kali harus menunduk karena ukuranya yang sempit tersebut. Kecilnya celah pintu gerbang juga mengajarkan budaya antre dan tertib.

Pada kedua sisi pintu gerbang seringkali juga dijumpai dua patung Dwarapala lengkap dengan gadanya. Dua patung penjaga yang terkesan angker itu menunjukkan bahwa ketika bertamu ke sebuah rumah, seseorang harus memiliki sopan santun dan mengikuti aturan sang pemilik rumah.

[caption id="attachment_331142" align="aligncenter" width="387" caption="Gapura masuk Puri Peliatan Ubu dengan tangga dan dua patung di kedua sisinya."]

1414280744252517555
1414280744252517555
[/caption]

Pada setiap pintu gerbang baik yang menyertai rumah tempat tinggal maupun rumah ibadah juga terdapat anak tangga.Bentuk ini menyimpan makna bahwa untuk mencapai sebuah cita-cita dan kebahagian hidup, manusia harus melalui tahapan-tahapan yang melelahkan ibarat menaiki satu demi satu anak tangga. Dengan kata lain kesuksesan harus diusahakan dengan penuh kesabaran.

Pembangunan rumah khas Bali juga mengikuti sumbu Gunung dan Laut. Gunung sebagai tempat yang lebih tinggi adalah bentuk kekuasaan Sang Pencipta yang mendatangkan energi suci bagi kehidupan dan mendatangkan kemakmuran. Oleh karena itu banyak pintu masuk diletakkan pada arah yang menghadap ke Gunung. Penghormatan kepada gunung juga disimbolkan melalui bentuk atap gerbang atau gapura yang cenderung meruncing ke atas seperti gunung.

[caption id="attachment_331093" align="aligncenter" width="607" caption="Puri Peliatan, sebuah rumah keluarga keturunan raja di Ubud memiliki arsitektur khas Bali salah satunya atap gerbang masuk utama yang tinggi dan meruncing menyerupai gunung."]

141424518216691197
141424518216691197
[/caption]

Rumah tradisional khas Bali adalah refleksi bagaimana manusia hidup, dan menjalani kehidupan serta memperlakukan alam dengan segala isinya sesuai petunjuk Sang Pencipta. Kekuatan alam, energi kebaikan dan berbagai ajaran kehidupan diwujudkan melalui berbagai simbol yang sarat makna. Melihat rumah khas Bali adalah melihat indahnya harmoni manusia, alam dan Sang Pencipta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun