Mohon tunggu...
wardani olive
wardani olive Mohon Tunggu... Freelancer - tidak ada keterangan

Sedang mencoba untuk mengamati keadaan Indonesia agar pemikiran menjadi terbuka.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Reuni Alumni 212 di Istana Atau Doa Bersama Rakyat Indonesia di Istana?

17 Desember 2018   17:12 Diperbarui: 17 Desember 2018   17:21 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Strategi kemenangan yang digunakan oleg pasangan Prabowo-Sandiaga merupakan strategi yang bisa dibilang sedikit lucu. Pasalnya, mereka menggunakan taktik kampanye jika kemenangan di Pilpres 2019 oleh paslon Prabowo-Sandi maka PKS ingin Reuni 212 digelar di Istana Negara.

Berawal dari Sekjen PKS Mustafa Kamal berbicara tentang aksi 212 di Konferensi Nasional Partai Gerindra. Mustafa menyebut, jika Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menang pada Pilpres 2019, aksi reuni 212 bisa mendapatkan izin untuk digelar di Istana Negara.

Mustafa mengajak Alumni 212 untuk reuni di halaman Istana Negara selain dilaksanakan di Monas tapi dengan syarat menangkan Prabowo-Sandi. Namun perlu diingat sekali lagi bahwa cita-cita itu hanya dapat terealisasi jika Prabowo-Sandi menang mengalahkan paslon petahana pada pilpres tahun depan

Sekilas terdengar unik dan aneh, tapi ini nyata. Kenapa Sekjen PKS melakukan hal tersebut? Mengapa 212 merasa dikhususkan?  

Mungkin hanya Alumni Persaudaraan 212 yang masih setia untuk mendukung kemenangan Prabowo-Sandi. 'pos Pertempuran' yang dibangun oleh paslon Nomor 2 di Jawa Tengah ini ternyata tidak berdampak signifikan untuk kemenangannya. Selain itu, mereka melihat bahwa Jawa Barat erpotensi untuk mendukung Jokowi-Amien. Maka dari itu ia meng'khusus'kan Alumni 212 untuk reuni di Istana Negara, jika kemenangan di tangan Prabowo-Sandi.

Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Djoko Santoso yang menyebut alumni 212 dipastikan mendukung pasangan Prabowo-Sandi di Pilpres 2019 mendatang. Sudah membuktikan bahwa elemen Alumni 212 memang ada pengaruh politik, sehingga hal ini digunakan oleh kubu oposisi untuk mempolitisasinya.

Lain halnya dengan kubu petahana, yakni Jubir TKN Jokowi-Ma'ruf, Irma Chaniago, mengatakan pihaknya tak ada masalah jika nantinya reuni tersebut digelar di Istana, selama hal itu bertujuan baik. Selain itu, Kalau Jokowi menang, akan ada doa bersama rakyat Indonesia di istana dan di setiap rumah rakyat Indonesia.

Rancangan kegiatan untuk kemenangan kubu petahana lebih mengeneralisirkan masyarakat Indonesia tanpa mengkhususkan pihak atau golongan manapun. Kemenangan pada Pilpres 2019 untuk kesejahteraan semua rakyat Indonesia bukan hanya dikhusukan terhadap satu kaum diatas kaum lainnya.

Diingatkan kembali bahwa niat itu tidak akan terlaksana jika pasangan Prabowo-Sandi tidak menjadi pemimpin Indonesia pada 2019. Oleh karena itu, dia meminta ribuan kader partai Gerindra untuk memenangkan pasangan penantang petahana ini.

Jika tidak menjadi pemimpin 2019, lalu bagaimana nasib Alumni 212? Hal tersebut tetap saja dapat dilakukan oleh Alumni 212, namun untuk mengikuti do'a bersama oleh Presiden 2019 dengan undangan sebagai rakyat Indonesia tanpa mengkhususkan Alumni 212.

Bukankah ini lebih bijak untuk menjadi pemimpin yang adil?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun