Mohon tunggu...
Wardah Roudhotina
Wardah Roudhotina Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis

Berfokus pada kasus-kasus remaja hingga dewasa, menyukai hal-hal yang berkaitan dengan pengembangan diri dan melihat satu situasi dari sudut pandang yang berbeda. Kompasiana menjadi tempat belajar (menulis) dan menuangkan isi pikiran saya.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Psikologi: Tidak Hanya Orang Dewasa, Anak Juga Butuh Validasi Emosi

26 Januari 2023   20:59 Diperbarui: 28 Januari 2023   15:55 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orangtua validasi perasaan anak (Freepik/jcomp)

"Aku lelah, tapi aku juga bingung sama apa yang aku rasain sekarang"

"Aku juga sulit mengejar materi sekolah, padahal dulu aku bisa"

Sebuah obrolan singkat dengan seorang anak remaja yang datang menemui saya. 

Awalnya saya berpikir jika anak tersebut sedang mengalami stres setelah kembali ke sekolah. Semakin dalam obrolan kami, saya menyadari jika anak tersebut sedang mengalami masalah dengan emosinya.

...

Sebagai orang tua, mendampingi proses tumbuh kembang seorang anak bukan hal yang mudah. Seringkali anak berpikir jika orang tua belum dapat memberikan apa yang ia butuhkan, sedangkan orang tua berpikir jika sudah memberikan yang terbaik untuk anak. Berbagai konflik relasi orang tua dan anak menjadi makanan sehari-hari jika tidak dihadapi dengan tepat. 

Dalam hal ini, pola pengasuhan menjadi kunci utama yang mendukung proses tumbuh kembang anak, baik secara fisik, psikis, emosi, sosial, intelektual, dsb. 

Setiap keluarga memiliki pandangan tersendiri dalam menentukan pola asuh, yang salah satunya dipengaruhi oleh faktor pemberian pola asuh sebelumnya (yang orang tua dapatkan semasa kecil).

Proses pengasuhan anak tentu akan melibatkan komunikasi, dan interaksi di dalam keluarga memiliki pengaruh terhadap perkembangan emosi anak. Bagaimana respon keluarga akan mempengaruh kualitas emosi anak di masa selanjutnya. Mungkin akhirnya kita jadi teringat dengan memori masa kecil saat mendengar kalimat "Gitu aja nangis, udah diam!" Atau "Jangan nangis, malu dilihat orang!". 

Sekilas kita yang pernah mengalami akan menganggap sebagai hal biasa, bahkan mungkin saat ini kita sedang menerapkan hal yang sama pada adik, keponakan, atau anak. Tanpa kita sadari, ternyata situasi ini cukup berpengaruh pada diri kita setelah mulai beranjak remaja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun