Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Gegara Menulis, Wakasek Berterima Kasih pada Guru Tematik

4 November 2022   01:41 Diperbarui: 4 November 2022   01:58 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mengetik | gambar: Unsplash/Kaitlyn Baker via techlearning.com

Alasan berikutnya guru enggan menulis adalah waktu. Banyak yang merasa tidak punya waktu. Jam mengajar padat, harus mengerjakan administrasi, koreksi, belum mengurus keluarga, apalagi kalau ada jadwal les. Namun, itu pun belum menjadi cukup alasan.

Syaratnya harus selalu punya niat yang dibakar terus-menerus sampai mengkristal menjadi komitmen. Meminjam istilah para pengusaha: Kalau gagal, bangun lagi. Kalau jatuh, bangkit lagi. Kalau gagal, ya mulai lagi.

Aku tidak tahu seperti apa artikel yang ditulis oleh ibu waka. Dia cukup rutin menulis di blog (Kiki's Solitary) dalam Bahasa Inggris (dia lulusan Bahasa dan Sastra Inggris). Semoga ibu waka juga bisa "menulari" teman-teman CGP angkatannya untuk mau menulis.

Waktu membuka blog, aku dikejutkan dengan komentar seseorang. Aku tidak mengenal orang ini. Ia mengomentari artikelku yang aku tulis tahun 2014, yaitu tentang seorang pendeta senior yang sejak muda setia dalam melayani Tuhan. Siapa kira, ibu ini adalah anak dari pak pdt (alm). Aku tidak tahu dari mana dia tahu artikel di blog itu. Melalui artikel tersebut, mengingatkan ibu ini pada sosok yang tak tergantikan cinta, semangat, teladan dan pengorbanan dalam hidupnya. Puji Tuhan.

Salah satu komentar di artikelku yang ditulis tahun 2014 | dokumentasi pribadi
Salah satu komentar di artikelku yang ditulis tahun 2014 | dokumentasi pribadi

Pengalaman tentang tulisan juga dialami seseorang ribuan tahun lalu. Pada malam itu juga raja tidak dapat tidur. Maka bertitahlah baginda membawa kitab pencatatan sejarah, lalu dibacakannya di hadapan raja. Dan di situ didapati suatu catatan tentang Mordekhai, yang pernah memberitahukan bahwa Bigtan dan Teresh, dua orang sida-sida raja yang termasuk golongan penjaga pintu, telah berikhtiar membunuh raja Ahasyweros. (Ester 6:1-2)

Mordekhai adalah keturunan Yahudi dan paman Ester (Hadasa). Ester, Mordekhai dan kawan sebangsanya (Israel) menjadi buangan di negeri Persia dan Media. (Kelak Ester akan menjadi ratu Ahasyweros) Sejarah mencatat (syukur ada yang mencatat!), Mordekhai pernah mendengar niat jahat yang mengancam keselamatan raja. Akibatnya, Mordekhai mendapat penghormatan tinggi dari raja dan seluruh rakyat di kerajaan. Ia juga mendapat cincin materai kerajaan yang membuatnya memiliki kekuasaan besar dalam istana raja.

Dengan begitu, aku akan terus menulis. Semoga menjadi berkat bagi banyak orang! --KRAISWAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun