Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Beda Adat, Siapa Takut? #11

16 Juli 2022   10:50 Diperbarui: 29 Juli 2022   19:41 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama di Kebun Raya Bogor | dokumentasi pribadi

Foto di belakang istana kepresidenan | dokumentasi pribadi
Foto di belakang istana kepresidenan | dokumentasi pribadi

Setelah puas mengitari KRB dan mengambil beberapa foto kami bersiap pulang. Awan bermuka gelap, peringatan akan datangnya hujan. Di swalayan dekat rumah aku membeli roti untuk bekal dan mengambil uang dari ATM. Pas tiba di rumah kontrakan langsung hujan deras. Puji Tuhan, setidaknya kami tidak basah di perjalanan. Rencananya, hari itu juga aku akan pulang ke Salatiga naik bus.

Foto bersama tapi berjarak | dokumentasi pribadi
Foto bersama tapi berjarak | dokumentasi pribadi

Tapi gawat... Sejak tiba di rumah kontrakan, sekitar pukul 15.00 hujan terus mengguyur. Namanya juga kota hujan. Doi tidak menawarkan memakai mantel. Tidak ada pikiran untuk menerobos hujan menuju terminal.

Saat langit menumpahkan air ke Bumi, idealnya masuk rumah dan menutup pintu supaya hangat. Namun, aku tahu doi sendirian di rumah ini. Pantang bagiku di dalam rumah berdua sambil menutup pintu. Aku menolak memberi celah si jahat untuk menggoda. Aku tahu batasannya. Maka, kami memilih mengobrol di teras.

Hujannya awet, dan kami belum makan siang... Bagaimana cara menolong perut kami? (Waktu itu belum populer aplikasi pesan makanan via ojeg online.) Roti yang aku beli juga tak cukup untuk kami berdua. Warung jauh dari rumah. Maka, cara terbaik untuk mengalihkan rasa lapar adalah dengan mengobrol.

Rumah kontrakan yang doi huni cukup besar | dokumentasi pribadi
Rumah kontrakan yang doi huni cukup besar | dokumentasi pribadi

Tetiba doi melakukan sesuatu di luar dugaanku. (Kelak, hal ini menjadi konfirmasi kedua tentang kualitas karakter doi.) Doi masuk ke rumah, lalu sibuk di dapur. Apa yang doi kerjakan?

Ternyata doi dengan cekatan segera menggoreng ikan yang diambilnya dari kolam, memasak nasi, sayur, bahkan membuatkan sambal untuk makan siang kami! Well,

kualitas ini takkan pernah aku tahu jika tak datang ke Bogor.

Dua perlakuannya memberi gambaran bahwa doi pribadi yang peduli. Kenapa Tuhan mengizinkan langit menumpahkan isinya cukup lama? Bisa jadi demi memunculkan karakter doi padaku. Jika hujan segera reda, hal itu takkan dibukakan bagiku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun