Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pohon Manten, Saksi Mimpi "Trio P"

16 Mei 2021   01:02 Diperbarui: 14 Maret 2023   07:53 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Basecamp favorit Trio P | foto: KRAISWAN

"Yutuber", balas Paijo. Singkat. "Hah, makanan yang kayak mana itu?", Panjul dibuat heran.

"Itu lho, yang nari-nari pake lagu, gini nih. (Memeragakan dengan gerakan tangan) Nanti kalau Sudah banyak volower-nya kita bisa dapat duit banyak." "Hasyah, ngelantur kau. Mau belajar onlen saja kudu pinjam hape sama pak lik-mu, macam mana mau jadi Yutuber segala?", ejek Panjul.

"Kalau kau, apa cita-citamu, Truk?" Panjul beralih pada Petruk. "Aku kasihan pada ibuku, kerja keras tiap hari berangkat pagi pulang petang, tapi hidupnya selalu menderita. Aku mau jadi mentri! Akan kubuat pedagang-pedagang di Indonesia sukses, go infonasonal!"

Plaak! Suara kepala ditabok, kencang. "In-ter-na-sio-nal Petruk, tulalit!" Si pemilik kepala mengelus-elusnya, terasa panas. Saking kagetnya, hampir terjungkal dari pohon memeluk lumpur.

"Memangnya kau mau jadi apa, Njul?", balas Petruk. "Aku akan menjadi guru. Aku akan memajukan bangsa ini, dengan mendidik generasi bangsa!" Begitulah ambisi Petruk, terdorong dari simboknya yang tak bisa baca tulis.

Begitulah, dari Pohon Manten tempat basecamp Trio P, mereka bisa membicarakan banyak hal, ngalor ngidul. Perkara benar atau salah, realistis atau tidak; mereka tak ambil pusing. Itulah cara mereka menikmati hidup dari kejamnya kenyataan.

Tiga puluh tahun kemudian...

Bumi terus berputar pada porosnya. Masih setia mengelilingi surya. Siang dan malam silih berganti. Bulan dan tahun pun berlalu. Dengan sikap berani hidup dan kerja keras, mereka dekat pada impiannya. Mereka menjadi apa yang mereka khayalkan tiga dekade lalu di Pohon Manten, basecamp favoritnya.

***

"Kita mampir ke sini sebentar ya, Dek", ajak Panjul pada istrinya. Sebelum berkeliling sekitar pinggiran kota, Panjul sengaja melewati jalan yang dekat basecamp tempat komplotan kecilnya biasa nongkrong, Pohon Manten. Pas, padi di sawah itu sedang menghijau memanjakan mata.

Di atas batang pohon yang tetap teguh diterpa bermacam musim, seolah tak pernah berubah seiring bertambahnya waktu, Panjul mengenang masa-masa kocak dengan kedua sohibnya, Paijo dan Petruk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun