Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Hal Paling Sepele Sekali pun Boleh Dibawa dalam Doa

28 Februari 2021   18:40 Diperbarui: 28 Februari 2021   19:42 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mengungkapkan hal paling sepele melalui doa | olah foto: KRIS WANTORO, sumber: intisari.grid.id

#2 Tempat Tinggal Gratis

Memikirkan tempat tinggal setelah menikah adalah wajar. Kalau bisa, disiapkan jauh-jah hari. Mau jadi satu dengan orang tua, atau mandiri. Setiap pilihan punya konsekuensi. Kalau jadi satu dengan orang tua, bisa sering bergesekan, drama antara mertua dan menantu perempuan. Bisa pula terjadi 'matahari ganda'.

Kalau mandiri pun banyak tantangannya. Mau kontrak, bangun rumah atau KPR. Bagi pekerja dengan penghasilan mapan, opsi ini bukanlah soal. Tapi buat pegawai swasta kelas tiga sepertiku...

Prinsip kami, setelah menikah harus mandiri, terpisah dari orang tua. Tak masalah jika harus hidup sederhana. Jelasnya, kami menolak kenyamanan. Apalagi sudah disekolahkan sampai tinggi.

Baca juga: "Ayo Manortor", Tradisi Pernikahan Adat Batak

Kami berdoa, semoga dengan dana terbatas kami mendapat harga kontrakan yang sesuai. Tak perlu besar. Penting nyaman, dan cukup untuk menyandarkan kepala.

Kami segera berburu info rumah kontrakan sederhana agak jauh dari pusat kota tapi terjangkau ke tempat kerja. Tujuannya tak lain, dapat harga bersahabat. Aku 'interogasi' beberapa kakak alumni yang sudah berkeluarga.

Dari informasi terkumpul, ada dua yang potensial. Tapi masih mahal bagi kami. Apalagi saat itu kami sedang fokus untuk mengumpulkan sinamot. Kami harus terus mencari, dan waktu pernikahan makin dekat. Khawatir? Sedikit.

Atas kebaikan Tuhan, salah satu kakak alumni merekomendasikan untuk menghubungi alumni yang lebih senior, ada rumahnya di Salatiga tidak terpakai. Singkat cerita, kami ditanya oleh alumni tersebut berapa biaya untuk mengontrak rumah. "Tidak ada, kak." Gawat. Macam mana, mau ngontrak rumah tapi tidak ada biayanya. Ya mana bisa?

Rencananya, kami mencari kontrakan di bawah 8 juta, membayarnya dicicil dua kali, kalau boleh. Sekali sebelum kami menikah, untuk tempat tinggal calon. Sisanya setelah menikah. Demikian penjelasan kami pada alumni tersebut.

Betapa mengagetkan, malah kakak itu memberikan rumah tersebut kami tinggali satu tahun, gratis-tis! Wah, betapa baiknya Tuhan. Mungkin kakak itu kasihan pada kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun